"Saya lagi nulis 'Helen dan Sukanta', 'Julia' setting-nya di Timor Timur, 'Manuskrip Amsterdam' setting-nya di Belanda," ujar Pidi Baiq kepada Kompas.com di Bandung, Rabu (21/2/2019).
Selain itu, ada buku "Di Tepi Sungai Kruoza", "Ancika Mehrunisa Rabu" yang merupakan pacar kedua Dilan, dan "Bunda Hara". Buku-buku tersebut kebanyakan diangkat dari kisah nyata.
"Sepertinya (buku) mau difilmkan semua," ucap pria lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan.
Film yang akan segera digarap adalah "Helen dan Sukanta". Saat ini, film tersebut baru memasuki proses casting pemain.
Film lainnya yang tengah memasuki proses editing adalah "Koboi Kampus". Film itu rencananya tayang Juni 2019.
Pidi mengaku tidak pernah menolak jika ada rumah produksi yang ingin mengangkat bukunya ke layar lebar. Karena ia ingin mendukung siapapun yang akan berkarya dengan kisah yang ditulisnya.
Namun syaratnya, ia harus dilibatkan. Sebab ia trauma melihat buku-buku yang diangkat ke layar lebar, tidak sesuai dengan cerita di bukunya.
"Kayak di film Dilan, saya terlibat langsung. Saya menjadi penulis dan sutradara. Jadi sutradaranya ada dua,” ucapnya.
Pidi mengaku tidak memiliki target kapan bukunya harus selesai. Karena sebenarnya, menulis buku bisa dikerjakan dalam waktu sebulan.
Namun dalam pengerjaan, ia kerap disibukkan dengan kegiatan lain. Seperti buku "Dilan", buku yang seharusnya bisa selesai satu bulan menjadi satu tahun.
"Buku 'Dilan 1990', dibuat tahun 2014. Kemudian netizen menginginkan ada kelanjutannya, lalu setahun kemudian buku 'Dilan 1991' keluar dan tahun 2016 keluar buku 'Milea',” tuturnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/02/22/070658410/beberapa-buku-pidi-baiq-akan-difilmkan