Menurut duta besar Australia untuk Indonesia, H. E, Mr. Gary Quinlan festival ini sengaja digelar di lima kota untuk menarik lebih banyak penonton.
"Tahun ini kami melebarkan sayap ke lima kota dari yang sebelumnya empat kota. Kita ingin festival ini menggapai penonton lebih banyak lagi, kalau bisa seluruh Nusantara, Bandung juga merupakan kota yang menarik dan menjadi sentra anak muda, begitu pula dengan Lombok," kata Gary Quinlan di CGV Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2019).
Sebagai pembuka, FSAI akan menayangkan film Ladies in Black.
Beberapa film produksi Australia lainnya juga akan ditayangkan dalam festival ini secara gratis, seperti, Gurummul, Occupation, Storm Boy, dan The Song Keepers. Ada pula film-film pendek pilihan yang telah ditampilkan di festival film pendek Australia, Flickerfest.
Tak hanya film Australia, film Indonesia juga akan ditayangkan seperti, Ada Apa Dengan Cinta?, Ada Apa Dengan Cinta? 2, dan The Seen and Unseen.
Menurut produser film Ada Apa dengan Cinta?, Mira Lesmana, film produksinya dipilih untuk diputarkan mewakili film Indonesia di FSAI, karena dinilai sebagai awal kebangkitan film Indonesia kala itu.
"Kalau Ada Apa Dengan Cinta? dipilih mereka mungkin pertimbangannya karena jadi awal mula kebangkitan film Indonesia kan," kata Mira dalam jumpa pers.
Ia pun mengaku merasa bangga karena film produksinya terpilih untuk mewakili Indonesia.
"Saya sangat bangga di sini. Ini adalah sangat penting mengadakan festival seperti ini terutama untuk Indonesia dan Australia. Aku sangat percaya ini sangat penting," papar Mira lagi.
Bagi para penonton yang ingin menyaksikan film-film dalam Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) dapat mendaftarkan diri secara gratis melalui tautan berikut fsai2019.eventbrite.com.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/03/08/220458810/ada-apa-dengan-cinta-wakili-film-indonesia-di-festival-sinema