YG Entertainment Geram Jennie BLACKPINK Dikaitkan Skandal Video Seks Jung Joon Young

Agensi tersebut kemudian mengeluarkan peringatan tegas bahwa pihaknya akan mengambil tindakan hukum atas cerita online yang mengklaim bahwa Jennie adalah salah satu perempuan dalam video seks yang difilmkan dan disebar oleh Jung Joon Young.

"Kami mengklarifikasi di sini dan sekarang bahwa desas-desus online tidak senonoh yang melibatkan artis perempuan perusahaan kami benar-benar salah," begitu bunyi pernyataan tertulis dari YG.

"Kami menganggap desas-desus itu bahkan tidak sepadan dengan tanggapan kami. Tetapi karena kami masih melihat cerita palsu menyebar secara online, kami memberi tahu bahwa kami akan mengambil prosedur perdata dan pidana terhadap orang yang awalnya menulis dan mereka yang membagikannya secara online," tambah YG.

Menurut salah satu pembuat rumor online itu, Jennie tampil dalam dua klip masing-masing berjalan tiga dan 12 detik, di mana dia terdengar mengatakan "berhenti merekam".

"Skandal tingkat bom nuklir, setara dengan membuka Kotak Pandora, adalah berita sekali dalam satu abad karena para perempuan dalam video Jung semua aktris dan penyanyi yang saat ini aktif," katanya.

"Agensi para korban harus menutupi kebenaran dengan cara apa pun untuk melindungi posisi mereka dalam industri bisnis hiburan," tambah si pembuat rumor.

Skandal video mesum Jung Joon Young meledak pada awal pekan ini ketika dilaporkan bahwa Jung diam-diam berbagi rekaman video seksnya di ruang obrolan KakaoTalk-nya. Kawan-kawan Joon Young itu termasuk Seungri "eks BIGBANG" dan selebritas pria lainnya.

Sejumlah selebritas perempuan Korea pun terkena imbasnya. Mereka diisukan menjadi korban Joon Young.

Di antaranya aktris Jung Yu Mi dan penyanyi Lee Chung Ah. Mereka diduga sebagai korban karena mereka pernah bekerja sama dengan Joon Young dalam video musik dan acara reality show televisi.

Rumor itu juga menjerat nama aktris Oh Yeo Seo dan Oh Cho Hee, bahkan Ji Hyo dari girlband K-pop TWICE.

Namun, mereka semua menyangkal dugaan tersebut dan agensi mereka bereaksi keras terhadap "cerita tak berdasar" tersebut dan mengancam akan melakukan tindakan hukum.