Project Pop: Kami Bukan Grup Musik Parodi

Project Pop, yang kini beranggota Tika, Udjo, Yosi, Odie, dan Gugum, memang memiliki  lagu-lagu yang jenaka dengan tema lirik yang akrab dengan kehidupan sehari-hari.

Belum lagi, Project Pop lahir di Bandung dalam lingkungan kreativitas yang sama dengan grup musik parodi P Project, yang terbentuk pada 1984.

Meski begitu, Project Pop menolak disebut sebagai grup musik parodi.

"Kami bukan (grup musik) parodi, Project Pop berbeda dengan parodi," ucap Tika ketika ditemui dalam sebuah acara di Pasaraya Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2019).

Sementara itu, Udjo menjelaskan bahwa mereka menyatakan bukan grup musik parodi karena  mereka mencipta sendiri lagu-lagu yang mereka sajikan dan mereka tidak memelesetkan lagu-lagu milik orang-orang lain.

"Nah, jadi, konsepnya, kami sebenarnya bukan parodi, meski banyak yang bilang Project Pop parodi. Parodi itu memelesetkan lagu-lagu orang, seperti yang dilakukan oleh senior kami itu, ada Joe, Denny, Iszur, Daan lewat P Project," tuturnya.

Namun, Tika, Udjo dan kawan-kawan tak masalah jika ada yang bertanya apakah mereka grup musik parodi atau bukan, karena itu sudah terjadi sedari 20 tahun lalu.

"Sempat ditanya sama label (perusahaan rekaman), waktu P Project mau kenalkan kami, 'Ini yuniornya gimana genrenya?', 'Oh enggak, mereka nanti buat lagu sendiri,' itulah yang membuat kami berbeda dengan konsep parodi," kata Udjo.

Hingga kini Project Pop masih menjadi grup musik dengan konsep komedi yang tak banyak diusung oleh grup-grup musik lain.

Beberapa hit mereka adalah "Bukan Superstar", "Ingatlah Hari Ini", "Dangdut Is The Music of My Country", dan "Goyang Duyu".