"Saya enggak bisa keluar dari tema orang-orang marjinal, orang terpinggirkan dan lain-lain. Karena saya berasal dari budaya seperti itu," kata Andrea dalam jumpa pers peluncuran novel Orang-orang Biasa di Diskusi Kopi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Orang-orang Biasa berkisah tentang Aini, seorang anak miskin yang diterima di fakultas kedokteran ternama namun terhalang biaya masuk yang selangit.
"Saya melawan anggapan kalau anak miskin itu tidak bisa menjadi dokter. Kita hidup di negara merdeka. Akses untuk bisa meraih cita-cita itu dari kecerdasannya bukan dari materinya," ucap Andrea lagi.
Ia mendedikasikan novel tersebut untuk sosok bernama Putri Berlianti yang tidak bisa mewujudkan cita-citanya menjadi dokter karena tidak bisa membayar biaya masuk universitas.
"Ini adalah novel, tapi Putri Berlianti itu nyata. Seperti Laskar Pelangi itu saya enggak mau dibilang biografi atau autobiografi, tapi Bu Muslimah itu ada, Lintang itu ada. Itulah beautiful-nya novel. Tantangan novel adalah bagaimana kita menulis fiksi tapi terasa realistis," katanya.
Meski masih menceritakan tentang kisah-kisah kaum bawah, Andrea menjamin bahwa novel Orang-orang Biasa tidak akan bercerita tentang kesedihan belaka
"Kalau saya ceritakan bagaimana susahnya kisah Laskar Pelangi, novel itu akan jadi getir. Saya enggak mau menceritakan orang susah yang pahit, memaki-maki, yang desperate. Ya mari kita baca cara-cara orang biasa menyuarakan ketidakadilan yang mereka rasakan," jelas Andrea.
Novel Orang-orang Biasa adalah novel ke-10 Andrea Hirata. Novel ini sudah bisa didapatkan di toko buku dan toko buku online mulai 26 Maret 2019.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/03/28/222958110/andrea-hirata-kisahkan-kaum-marjinal-lewat-orang-orang-biasa