Saat ditemui dalam sebuah kesempatan di Mal Pondok Indah, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, Ramon bercerita kepada Kompas.com tentang hobinya tersebut.
Sejak April 2019 lalu, Ramon mulai rutin kembali melakukan latihan fisik sebagai salah satu persiapan sebelum menjelajah.
"Saya akan mulai latihan untuk ada ekspedisi besar yang insya Allah saya lakukan pada bulan Juli dan September 2019, latihan fisik lagi gitu," ucapnya.
Menurut Ramon, ekspedisi itu akan ia lakukan di luar negeri, tepatnya di Amerika Latin.
"Ekspedisi yang September 2019 paling jauh ya, tahun lalu kan sudah ke Afrika, tahun ini saya mau coba gunung di Amerika Latin ada di Ekuador sama Argentina gunung es gitu," ucapnya.
Namun, pria yang mengawali karier sebagai VJ ini mengaku hobinya ini bukan untuk kesenangan semata. Bersama dengan itu, ia memiliki misi lain, yakni riset mengenai perubahan iklim yang telah menjadi isu global.
"Nah, ini (ekspedisi untuk riset) sudah dijalankan tiga tahun sebenarnya, enggak cuma naik gunung tapi riset. Saya menunjukan bahwa memang es itu sudah mulai mencair akibat krisis ini perubahan iklim ini," tuturnya.
Bapak satu anak ini mengatakan bahwa risetnya terhadap perubahan iklim tersebut kemungkinan akan membutuhkan waktu yang panjang.
"(Riset ini) bukan sebagai pencapain, ekspedisi tiap tahun belum mencapai (tujuan) karena ini kan tahapannya dari 2016 saya risetnya ini (tahapnya), 2017 fisiknya naik yang ini (tahapnya), 2018 ini, 2019 ini 2020 dan 2021 ada lagi," kata Ramon.
Menariknya, ekspedisi yang menelan biaya besar itu Ramon lakukan karena inisiasi sendiri, bukan atas nama sebuah lembaga.
"Saya sendiri sama kawan-kawan saya saja, teman-teman pecinta alam yang memang kami memiliki rasa sayanglah terhadap alam ini kayak gimana," ucapnya.
Kata pria yang terkenal lewat film Ekskul ini, ekspedisi tersebut memang tak memberinya pemasukan, namun membuatnya tahu tentang permasalahan alam.
"Karena kan dengan saya campaign (ekspedisi) ini saya jadi tahu pokok permasalahannya seperti apa, maka roots-nya seperti apa, solusinya akan makin jelas bahwa global warming yang kita lihat itu nyata. Buktinya, salju di Kilimanjaro (Tanzania) dalam satu dekade sepertiganya mulai berkurang gitu, sedangkan itu ada di jalur salju ekuator sama kayak di Cartenz seperti di Amerika Latin. Harusnya salju itu abadi kenapa berkurang?" tuturnya.
"Leonardo DiCaprio bilang antartika segala macam, kutub, North Pole di Argentina sudah mulai berkurang, kurang lebih sama seperti itu yang saya lakukan," ujar Ramon lagi.
Berkait dana yang tak sedikit, Ramon tak pernah mempersoalkannya. Ia justru ingin menginspirasi banyak orang bahwa sebuah ekspedisi bisa dilakukan secara mandiri.
"Gua enggak boleh menutup mimpi orang untuk melakukan hal yang sama karena gua saja bisa kok. Gue aja enggak punya kantor (tapi bisa ekspedisi). Selama kita punya misi yang mulia,kita mampu melakukan approaching ke beberapa sponsor, kita mampu menabung, kita bisa," kata Ramon.
Terakhir, Ramon menambahkan bahwa setelah semua persiapan materi sudah cukup, jangan sampai lupa untuk mempersiapkan fisik.
"Latih fisik, kemudian belajar tahu bahwa hidup di atas ketinggian 3.000 mdpl itu risikonya apa, konsekuensinya apa, yang paling penting mental, yakin kita pasti bisa melakukan ekspedisi apa pun," kata Ramon.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/05/09/165433510/ramon-y-tungka-jelajahi-afrika-hingga-ekuador-demi-riset-perubahan