Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prita Laura, dari Penyuka Diving ke Pandu Laut

Kecintaannya akan laut menumbuhkan kesadarannya bahwa laut sangat penting bagi kehidupan manusia di Indonesia, yang 79 persen wilayahnya merupakan laut.

Apalagi, dalam pengalamannya menyelam, tak jarang ia mendapati kondisi laut yang buruk di Indonesia.

Prita Laura kemudian mewujudkan kesadarannya itu menjadi kegiatan menjaga dan merawat laut di Indonesia. Ia bergabung dengan Pandu Laut Nusantara, sejak gerakan peduli laut di Indonesia tersebut diresmikan pada 15 Juli 2018.  

Sehabis menjadi moderator diskusi Kawasan Konservasi Laut, Perikanan, dan Ekowisata: Kesepakatan Baru untuk Alam dan Manusia di Indonesia pada Selasa (14/5/2019) sore di Bentara Budaya Jakarta, Prita Laura bercerita tentang kegiatan menjaga dan merawat laut bersama teman-temannya.

"Saya pernah menyelam di laut Kepualuan Seribu. Kedalamannya 10 meter lebih lah. Bayangin, jarak pandang cuma sampai sejengkal ke depan dari muka saya. Airnya kotor, hitam. Pakai lampu juga enggak tembus," tutur Ketua Harian Pandu Laut Nusantara ini kepada Kompas.com.

"Sebut deh sampah apa, semua ada di laut Kepulauan Seribu. Sandal, kemasan plastik, bahkan kasur dan minyak, semua ada," sambung mantan penyiar di salah satu stasiun televisi berita ini.

Untuk memerbaiki kondisi laut di Indonesia, pada 19 Agustus 2018 Pandu Laut Nusantara membuat kegiatan membersihkan laut dari sampah, secara serempak di 73 tempat di Indonesia.

"Dalam rangka 17 Agustus tahun lalu (Hari Kemerdekaan ke-73 RI), kami bersih-bersih secara serempak di 73 titik di Indonesia," ceritanya pula.

"Tahun ini kami akan bikin lagi bersih-bersih, dalam rangka 17-an juga," ujarnya.

Pandu Laut Nusantara, sambung Prita Laura, juga menggandeng figur-figur publik dalam berkegiatan. Band Slank, contohnya.

"Slank itu serius, peduli. Mereka hampir selalu terlibat. Mereka aktif. Pernah saya lagi istirahat di pantai, habis diving, eh Kaka (vokalis) dan Ridho (gitaris) enggak kelihatan. Ternyata, mereka lagi bersih-bersih pantai, mungutin sampah," kenang Prita, yang sedang mengambil Program Studi S2 Komunikasi di Universitas Indonesia.

Tahun ini, lanjut Prita, Slank dijadwalkan akan tampil bermusik di Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, untuk menyampaikan pesan peduli laut.

"Konsernya Oktober, dalam rangka Hari Sumpah Pemuda," ujarnya.

Raja Ampat merupakan Marine Protected Area atau Kawasan Konservasi Laut.

Hal itu dipaparkan juga dalam film dokumenter Our Planet: How to Save Our Coastal Seas, yang diproduksi dan ditayangkan atas kerja sama World Wide Fund for Nature (WWF), Netflix, dan Silverback Films.

Film tersebut diputar di Bentara Budaya Jakarta sebelum diskusi Kawasan Konservasi Laut, Perikanan, dan Ekowisata: Kesepakatan Baru untuk Alam dan Manusia di Indonesia.

Diskusi tersebut menghadirkan pembicara-pembicara Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti; CEO WWF-Indonesia, Rizal Malik; dan Pemimpin Redaksi Harian Umum Kompas, Ninuk Mardiana Pambudy.

https://entertainment.kompas.com/read/2019/05/15/165900510/prita-laura-dari-penyuka-diving-ke-pandu-laut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke