JAKARTA, KOMPAS.com - Band asal Yogyakarta, The Rain, pada Jumat (17/5/2019) lalu baru saja menyelenggarakan syukuran atas peluncuran singel terbaru mereka yang berjudul "Upaya Maksimal".
Dalam kesempatan tersebut, The Rain yang terdiri dari Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bas) dan Aang Anggoro (drum), juga menggelar buka puasa bersama The Rainkeepers, sebutan untuk penyuka musik The Rain.
"Sudah enam tahun berturut-turut kami buat acara buka puasa bersama dengan teman-teman Rainkeepers dan teman-teman media. Sama seperti tahun lalu, tahun ini juga kami barengi dengan launching single baru kami yang berjudul 'Upaya Maksimal'," kata Iwan dalam emailyang dikirim The Rain, Senin (20/5/2019).
Bagi The Rain momen Ramadhan menjadi waktu yang paling tepat untuk mengucap syukur dan bersilahturahmi bersama teman-teman, bahkan The Rainkeepers ada yang hadir dari luar kota.
The Rain adalah satu dari sedikit band di Indonesia yang bertahan selama lebih dari 17 tahun, tanpa adanya pergantian personel.
Pernah mengalami masa pasang surut dalam bermusik dari bergabung di major label hingga kini menempuh jalur independen, The Rain bangkit dan menemukan arah baru.
Walau lagu-lagu The Rain melankolis, namun dengan pembawaan yang berbeda. Terasa ringan, mudah dicerna, dan memiliki lirik yang dalam. Identitas baru pun semakin mengukuhkan posisi The Rain di industri musik Tanah Air.
"Tentunya kami pernah mengalami masa jaya era rilisan fisik hingga menghadapi revolusi industri musik digital. Kini di jalur indie pun kami menikmati prosesnya dan belajar bagaimana mempersiapkan materi lagu yang bisa diterima pasar music Indonesia," ujar Aang.
Karya-karya The Rain pun hadir lintas generasi. Dari lagu "Dengar Bisikku" (2003) hingga "Terlatih Patah Hati" (2013). Dari "Tolong Aku" (2005) hingga "Gagal Bersembunyi" (2015).
Hingga saat ini, The Rain telah merilis enam album studio yang semuanya hadir dalam format fisik dan digital.
Untuk lagu "Upaya Maksimal", The Rain kembali dengan lirik lagu yang sederhana nan menyentuh hati. Uniknya, sebagian lirik lagu ini ditulis Indra saat sedang berada di perjalanan naik KRL commuterline.
Bagi Indra yang terbiasa ke mana-mana membawa buku tulis kecil dan pena, kereta adalah salah satu tempat yang membuat pikirannya berkelana untuk menciptakan lagu.
Di lagu ini, untuk pertama kalinya The Rain menggunakan ukulele dan mandolin (alat musik petik tradisional), membuat lagu ini terasa berbeda dibanding lagu-lagu mereka sebelumnya.
Dalam peluncuran singel tersebut, sebagai kejutan kepada penggemar yang hadir, The Rain kali pertama mempertontonkan video klip "Upaya Maksimal", sebuah kisah cinta yang disuguhkan The Rain melalui cara yang unik, yaitu lewat sepasang sepatu.
Jalan cerita yang apik dari kisah video klip ini sukses membuat penggemar tersenyum.
"Video klip ini adalah prekuel dari single sebelumnya. Konsepnya kami pikirkan bersama tim management kami. Lalu ide ini muncul, yang pada akhirnya kita menemukan ada benang merah cerita di antara lagu-lagu kami," ujar Indra.
Karakter Jono dan Mira yang sudah dikenalkan The Rain di video klip "Rencana Berbahaya", hadir di akhir video klip.
Kisah persahabatan antara Jono dan Mira yang berujung perasaan sayang itu kembali membuat kita gemas, sama seperti cerita di balik layar pembuatan video klip ini.
"Yang lucunya, konsep video klip ini tidak sempat kami ceritakan ke model perempuannya, yaitu Intan Melodi," ungkap Ipul.
"Jadi Intan datang ke lokasi shooting sudah pakai makeup dan bawa banyak konstum. Ternyata gambar yang diambil sebagian besar adalah kaki dan sepatu," lanjutnya tentang momen lucu saat shooting.
Di akhir acara, The Rain menghibur dengan menyanyikan enam lagu hits mereka. Tak lupa, The Rain membocorkan rencana mereka kedepannya.
"Mungkin di akhir tahun ini akan ada single penutup yang jadi akhir dari cerita Jono dan Mira. Jadi tunggu saja.. ," tutup sang vokalis.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/05/20/183345710/the-rain-hadirkan-kisah-unik-di-balik-sepasang-sepatu