"Dari start awalnya tuh tidak menyeluruh. Paling tidak dengan adanya pembatalan ini Insya Allah kita semuanya berkumpul dan menjadi kuat," kata Armand saat dijumpai di Kedai Kopi 89, Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2019).
Armand berujar, jika berbicara industri musik secara menyeluruh, tidak bisa menggolongkan ke dalam major dan indie. Ia berujar bahwa masih ada ekosistem lain.
"Pemain kafe juga musisi, pemain musik tradisional juga musisi. Jadi maksudnya harus akomodir semua," kata Armand yang merupakan salah satu penggagar Koalisi Nasional Tolak RUU Permusikan.
Dari draf yang diusulkan dalam RUU Permusikan, kata Anang, mereka tidak diakomodir. Armand berharap dengan dicabutnya RUU Permusikan dari Prolegnas tahun ini bisa segera dilakukan revisi.
Revisi tersebut, kata Armand, akan dirumuskan dalam musyawarah besar yang dihadiri semua stakeholder musik di Indonesia.
"Karena mereka beda-beda. Di satu sisi yang ini udah ngomongin royalti digital dari Amerika, dari YouTube adsense, dari Eropa atau apa, tapi saat ngobrol sama musisi daerah, mereka bilang 'Kang, saya teh latihan aja susah'. Mereka masih ngomongin latihan, dia butuh ruangan. Gila kan jauh," kata Armand.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/06/19/183334310/ruu-permusikan-dicabut-dari-prolegnas-armand-maulana-sambut-baik