Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bentara Budaya Yogyakarta Pun Dipenuhi Alat Penimbang Barang Dagangan

Pameran tersebut dilangsungkan untuk umum pada 2-11 Juli 2019 pada pukul 09.00-21.00 WIB.

Dengan menyimak isi pameran itu, orang-orang, khususnya kaum muda, bisa mengetahui sejarah alat-alat pengukur barang-barang, terutama timbangan, dalam perdagangan lokal dan internasional.

Hermanu, kurator dari Bentara Budaya Yogyakarta, secara tertulis menerangkan bahwa data tertua mengenai timbangan tergambar pada lembaran kertas papirus Mesir Kuno.

Gambar itu memperlihatkan sebuah alat timbang yang sederhana dan prinsipnya sama dengan timbangan emas masa kini yang disebut traju.

Lanjut Hermanu, dalam mitos Yunani juga ada timbangan.

Dewi Keadilan atau Themis digambarkan sebagai seorang perempuan dengan sepasang mata tertutup kain, tangan kiri memegang timbangan, dan tangan kanan memegang pedang, yang berarti hukum akan ditegakkan tanpa pandang bulu.

Pada daftar lambang zodiak Yunani, timbangan mewakili Libra.

Sementara itu, di Indonesia, alat-alat ukur timbangan sudah tergambar pada zaman Hindu dan Buddha. Contohnya ada pada relief Candi Borobudur, yang merupakan candi Buddha.

Mengenai timbangan di Indonesia, cara mengukur dan bentuk timbangan berbeda dari satu daerah ke daerah lain. Contohnya, ukuran satu pikul di Jawa berbeda dengan ukuran satu pikul di Sumatra.

Timbangan baru bisa sedikit diatur oleh Pemerintah Hindia Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen pada 1621. Alat ukur berat ketika itu bernama daatse atau dacing alias datjin (dacin).

Yang diberi hak untuk membuat dan menyebarkan alat-alat ukur tersebut adalah para mayor atau pemuka bangsa China di Batavia, sekarang Jakarta.

Sepertinya mereka kemudian mendatangkan alat-alat itu dari daratan China. Alat-alat tersebut terbuat dari kayu hitam.

Pada 1923 alat-alat ukur itu diperbaru dengan timbangan-timbangan buatan Eropa dengan beragam bentuk dan fungsi. Alat-alat ukur tersebut harus ditera.

Ternyata, bentuk dan ukuran timbangan itu sangat banyak, dari timbangan untuk kertas yang ukurannya hanya tujuh cm sampai timbangan jenis bascule yang bisa menimbang barang seberat satu ton.

Di samping itu, ada juga alat-alat ukur untuk benda cair, antara lain minyak tanah, air, dan zat-zat cair lainnya.

Ada pula alat-alat pengukur panjang, antara lain meteran kayu dan penggaris, serta teodolit untuk mengukur sudut.

Sebagian besar alat yang dipamerkan itu masih bisa digunakan, sedangkan beberapa sudah karatan, karena terlalu lama tidak digunakan lantaran ketinggalan zaman.

https://entertainment.kompas.com/read/2019/07/03/143651810/bentara-budaya-yogyakarta-pun-dipenuhi-alat-penimbang-barang-dagangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke