Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arswendo Atmowiloto, Seniman Serba Bisa Pencipta Keluarga Cemara

Semasa hidupnya, ia sangat aktif menulis di berbagai majalah dan surat kabar, salah satunya di Harian Kompas.

Tak hanya itu, ia juga menulis cerpen, novel, naskah drama hingga skenario film.

Pada tahun 1972, Arswendo menjabat sebagai pimpinan Bengkel Sastra Pusat Kesenuan Jawa Tengah.

Ia juga pernah menjadi pimpinan redaksi Majalah Hai, Monitor, Senang, hingga Tabloid Bintang.

Hingga akhirnya, Arswendo berhasil mendirikan perusahaannya sendiri, PT Atmo Bismo Sangotrah.

Perusahaan Arswendo tersebut memimpin produksi tiga tabloid sekaligus, yaitu tabloid anak Bianglala, Ina, dan Pro-TV.

Arswendo juga telah menerbitkan puluhan buku.

Menurut situs Gramedia.com, buku-buku Arswendo yang terkenal antara lain seri Keluarga Cemara, Canting, hingga Dua Ibu.

Pada 6 Oktober 1999 hingga 29 Agustus 2004 cerita bersambung Keluarga Cemara karya Arswendo ditayangkan menjadi serial televisi legendaris di stasiun televisi swasta RCTI.

Dalam versi serial, kisahnya berpusar pada kehidupan keluarga Abah yang bersahaja dan jujur di sebuah desa di Sukabumi, Jawa Barat.

Serial televisi tersebut sangat terkenal di zamannya, hingga pada Januari 2019 Keluarga Cemara difilmkan dan dirilis di seluruh bioskop di Indonesia.

Pada 19 Januari 2019, film ini memborong penghargaan Piala Maya dalam kategori film bioskop terpilih, penyutradaraan berbakat, skenario adaptasi terpilih, tata musik terpilih, lagu tema terpilih, hingga aktor anak terpilih.

Tak hanya itu, beragam penghargaan diterima Arswendo Atmowiloto di dunia kepenulisan.

Pada tahun 1972, ia memenangkan Hadiah Zakse atas esainya yang berjudul "Buyung-Hok dalam Kreativitas Kompromi".

Kemudian pada tahun 1972 dan 1973, naskah dramanya yang berjudul Penantang Tuhan dan Bayiku yang Pertama memperoleh hadiah harapan dan hadiah perangsang dalam Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara DKJ.

Selain itu, karya Dua Ibu, Keluarga Bahagia, dan Mendoblang memenangkan ajang sastra Asean pada tahun 1981, 1985, dan 1987.

Beberapa bulan belakangan pria kelahiran Solo, Jawa tengah tersebut dikabarkan menderita penyakit prostat.

Ia sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Hingga akhirnya, Arswendo Atmowiloto meninggal di rumahnya di Komplek Kompas, Petukangan, Jakarta Selatan sore tadi.

Selamat jalan Arswendo...

https://entertainment.kompas.com/read/2019/07/19/192845210/arswendo-atmowiloto-seniman-serba-bisa-pencipta-keluarga-cemara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke