Kepada wartawan, Slamet mengucap bahwa berpulangnya Arswendo adalah takdir yang tak perlu diratapi.
"Untuk orang sebaik Wendo, kita tidak perlu bersedih karena dia dipanggil Tuhan, bukan (dipanggil) presiden. Jadi, sebuah kehormatan," ujar Slamet saat ditemui di Kompleks Kompas B-2, Jalan Damai, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Jumat malam.
Slamet menambahkan bahwa Arswendo adalah sosok tak terlupakan yang selalu penuh semangat.
"Saya jadi saksi bahwa Wendo orang baik. Semua wartawan muda atau yang baru mulai pasti tahu betul fungsinya Wendo, dia pemberi semangat," katanya.
Bagi Slamet, Arswendo begitu berjasa, baik di dunia sastra, maupun di bidang jurnalistik.
"Arswendo itu tak bisa dipisahkan dengan jasanya. Jadi beliau pergi hari ini ya meninggalkan sesuatu untuk jasanya. Kepada keluarga dia meninggalkan Keluarga Cemara, kepada wartawan dia mengeluarkan sesuatu," ujar Slamet.
"Jurnalis itu orang bebas, ya itu Wendo, dengan demikian saya kira I love you Wendo!" imbuhnya.
Arswendo meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019) sore setelah melawan sakit kanker prostat yang diidapnya.
Saat ini, jenazah Arswendo Atmowiloto masih disemayamkan di rumah duka.
Sementara Misa Requiem sekaligus pelepasan jenazah akan dilaksanakan di Gereja St Matius Penginjil, Paroki Bintaro, Pondok Aren, pada 20 Juli 2019, pukul 10.00 WIB.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/07/20/070200810/kenangan-berkesan-slamet-rahardjo-tentang-mendiang-arswendo-atmowiloto