Hasil pendalaman polisi, Nunung telah menggunakan obat terlarang tersebut selama 20 tahun.
Perempuan tersebut memanfaatkan narkoba sebagai penambah stamina dan menjaga daya tahan tubuh.
Alasan serupa juga terungkap dari pelawak Doyok yang pernah tertangkap tahun 2000 karena mengonsumsi sabu.
Saat itu, ia beralasan menggunakan zat adiktif tersebut untuk menjaga staminanya. Sebab, sebagai pelawak kerap dituntut untuk selalu bertenaga dan tak boleh terlihat lesu.
Presenter Reza Bukan yang juga pernah terjaring kasus narkoba tahun 2014 memiliki alasan serupa.
Sebagai pekerja seni, ia membutuhkan sesuatu untuk melepas stress dan malah terjerumus ke jalan yang salah.
"Tak hanya selebritis, itu sudah sejak lama itu narkoba menjadi alasan menggunaan untuk produktivitas," ujar Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada Derajad S Widhyharto kepada Kompas.com, Senin (22/7/2019).
Padahal, untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh, yang dibutuhkan manusia adalah asupan gizi yang cukup dan multivitamin.
Namun, menjadikan narkoba sebagai alat untuk meningkatkan stamina dan kepercayaan diri merupakan salah kaprah.
Anggapan narkoba dapat meningkatkan produktivitas, kata dia, hanya iming-iming pengedar belaka agar dagangannya laku. Setelahnya, pengguna akan ketergantungan dan terus mencari barang haram tersebut.
"Ini hanya buat simulasi, rangsangan untuk otot saja, padahal tidak berhubungan sama sekali dengan produktivitas dan meningkatkan stamina," kata Derajad.
Bahkan, kata Derajad, alasan yang sama juga digunakan mahasiswa saat mencicipi narkoba dan jadi ketergantungan.
Apalagi saat mengerjakan tugas akhir atau skripsi.
Dokter, filsuf, sekaligus ahli gizi DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum mengatakan, tubuh manusia tidak membutuhkan "doping stamina" dengan menggunakan zat-zat terlarang.
Dia menyebut istilah "doping stamina" yang selama ini sering disebut sebagai alasan pemakaian oleh para pengguna narkoba, sebenarnya sama sekali tidak bisa dibenarkan.
"Kata ‘doping’ itu sebenarnya enggak ada. Itu maksain badan kerja lebih kencang, kasihan," ujarnya.
Alih-alih mendapatkan kebugaran tubuh sebagaimana diinginkan, pengguna justru akan mengalami penurunan kualitas kesehatan yang cukup serius.
Menurut Tan, penyakit-penyakit ini datang karena kita sebagai manusia tidak bisa membedakan mana yang menjadi keinginan mulut dan kebutuhan badan.
"Orang sakit itu karena dia makan yang dia doyan, badannya butuh? Enggak. Narkotika apa lagi, dia pakai yang dia candukan, badannya butuh? Enggak banget," ujar Tan.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/07/22/181301210/salah-kaprah-selebritas-konsumsi-narkoba-sebagai-penambah-stamina