Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Didi Kempot Menemukan Panggung Baru di Media Sosial...

Lagu-lagu Didi Kempot yang identik patah hati kembali dirayakan oleh anak-anak muda saat ini.

Hal itu dibahas oleh pembawa acara Rosianna Silalahi dalam program Rosi yang ditayangkan Kompas TV pada Kamis (1/8/2019) malam, ketika Didi Kempot menjadi bintang tamu.

Rosi bertanya kepada wartawan senior Harian Kompas Frans Sartono tentang fenomena tersebut.

"Mas Frans, fenomena apa ini bisa Didi Kempot tenar di kalangan milenial?" tanya Rosi.

Frans berpendapat media sosial telah memberi ruang gerak baru pada Didi Kempot dalam menggemakan karyanya kembali.

Apalagi, kreativitas anak muda di dunia maya memudahkannya untuk melakukan itu.

"Didi Kempot menemukan panggung barunya di media sosial, dan oleh para milenial dia di rebranding dengan julukan masing-masing, julukan Godfather of Broken Heart," ucap Frans menjawab Rosi.

"Ini dulu yang menyandang cuma James Brown, The Godfather of the Soul, sekarang diambil oleh Didi Kempot," sambung Frans.

"Godfather of Broken Heart ini sebenarnya rumus dari masa ke masa, rumus musik pop itu cuma dua, jatuh cinta dan putus cinta, kalau jatuh cinta tulis lagu when I'm falling in love. Kalau putus cinta yen unung dowo, kiamat," ucap Frans.

Menurut Frans, hampir di tiap era ada penyanyi yang demikian meski dengan karakter yang berbeda-beda.

"Seekstrim itu. Di kita dulu ada lagu patah hati Rahmat Kartolo, saat itu muncul istilah lagu-lagu cengeng, ada namanya era Rinto Harahap, eranya Pance F Pondang, rumusnya sama," ucap Frans.

Seakan belum puas, Rosi kembali bertanya pada Frans mengapa orang yang mendengarkan lagu Didi Kempot justru riang meski liriknya menyayat hati.

"Tapi kenapa orang patah hati malah joget-joget, malah kalau orang bilang itu belum jatuh cinta, dia sudah patah hati," tanya Rosi.

Frans memberi jawaban sederhana. Musik yang diusung Didi Kempot menstimulus orang untuk bergoyang.

"Itu pengaruh musiknya ya, kalau istilahnya fusion, kalau istilah Jawanya campursari, ada elemen keroncong, ada dangdutnya, tapi jangan dilupakan ada langgam Jawa dan tembang, dalam urusan tembang," katanya.

"Mas Didi nih cukup serius, ada metamorfosa dan idium-idium yang masih agraris," imbuh Frans.

https://entertainment.kompas.com/read/2019/08/02/194758510/didi-kempot-menemukan-panggung-baru-di-media-sosial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke