Ia mengatakan, ketika usia anak sulungnya belum genap satu tahun, Dian mendapati beberapa tanda autisme pada buah hatinya itu.
Berbekal keteguhan hati dan sempat tak mendapat dukungan suami yang tak percaya putra mereka autis, Dian Sastro melakukan berbagai upaya sejak dini untuk merawat anaknya.
Berikut cara-cara yang dilakukan bintang film Ada Apa dengan Cinta? tersebut agar putranya dapat beraktivitas normal ketika itu:
1. Bawa ke tiga dokter
Untuk memastikan diagnosis awal terhadap anaknya yang disebut autisme, Dian mencoba mendatangi tiga dokter dan psikolog demi mendapatkan informasi yang akurat.
"Akhirnya kami bawa ke dokter tumbuh kembang dan bawa ke psikolog. Opini satu dokter doang enggak percaya, masih denial," kata Dian Sastro saat ditemui di Special Kids Expo (SPEKIX) 2019 yang digelar di Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
"Setelah cek ke tiga dokter, ternyata benar (berkebutuhan khusus), itu anak saya baru umurnya delapan bulan," tambahnya.
Barulah setelah itu, Dian percaya anaknya benar berkebutuhan khusus.
2. Jalani terapi hingga usia 5 tahun
Tak mau menunggu lama, Dian Sastro langsung membawa putranya menjalani terapi agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Putranya itu menjalani terapi sampai umur lima tahun, di antaranya terapi okupasi, wicara, dan perilaku.
Kini, anaknya dapat bersekolah dengan normal seperti anak lainnya. Dian pun berharap, putra sulungnya itu dapat tumbuh mandiri.
"Alhamdulillah karena kita intervensi cukup early (deteksi sejak dini), sekarang kalau kita lihat Shailendra, kita enggak lihat lagi tujuh ciri utama (autisme) itu," ucap Dian.
3. Latih emosi anak
Dian Sastro bercerita, putra sulungnya Shailendra memiliki respons berlebih ketika sebuah peristiwa terjadi tidak sesuai rencana.
Selain itu, anaknya itu juga paling malu ketika dilihat banyak orang saat menangis. Jika sudah begitu Dian dan pihak sekolah pun akan pura-pura cuek hingga putranya sudah lebih tenang.
Bintang film Aruna dan Lidahnya itu mengajarkan pula putranya untuk menenangkan diri.
"Jadi langsung dibawa ke toilet, nanti dia belajar nenangin diri. Saya ngajarin dia juga, take a deep breath. Ada teknik napas marinir, hitung satu, dua, tiga, empat. Setelah sudah 10 kali napas biasanya dia sudah agak tenangan," ujar Dian.
"Jadi harus tetap ada yang kita bantu walaupun dia sudah bisa berfungsi seperti normal. Something wrong happens everything is going to be ok. Kita harus ngajarin dia nenangin diri," tambahnya.
4. Ganti terapi dengan les
Setelah dokter menyatakan putranya tidak perlu lagi menjalani terapi, Dian lalu mengganti terapi dengan les agar Shailendra semakin berkembang.
"Sekarang yang saya lakukan adalah dibanyakin les, basket dua kali seminggu, renang dua kali seminggu. Sekarang umurnya (sudah) 8 tahun," ucap Dian.
Ia mengatakan putra sulungnya itu sudah tak lagi menunjukkan ciri-ciri autisme. Bahkan di sekolah, putranya sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
Selain kemampuan dalam pelajaran, kini kemampuan Shailendra dalam bersosialisasi juga sudah sangat baik.
"Punya banyak teman, sekarang kemampuan sosialnya sudah meningkat," ucap Dian. "Sekarang sudah bisa curhat sama saya, cerita, gosip, jahil, planning jailin adiknya," tambahnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/08/25/091403010/5-upaya-dian-sastro-rawat-anaknya-dari-autisme