Band asal Inggris ini menjadi salah satu penampil paling dinanti dalam pergelaran Soundrenaline 2019 di Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, pada 7-8 September.
Suede tampil pada hari pertama, Sabtu (7/9/2019).
Suede membuka penampilan dengan lagu “As One” yang memiliki intro tak biasa dengan tradisi Suede. Lagu itu merupakan bagian dari album terbaru Suede “The Blue Hour” yang rilis pada tahun lalu.
“Oh I'm your blue-eyed boy, I'll suffer your indifference and, You can teach me pretty words, And we will feed the sparrows,” ucap Brett Anderson menyanyikan "As One" dengan suara lirih.
Tak butuh waktu lama, Brett Anderson langsung menunjukkan sisi liarnya ketika lagu ketiga “We Are The Pigs” dibawakan. Anderson meliuk-liuk seraya memutar-mutar mic hingga dua meter.
“Thank you Denpasar, terima kasih,” teriak Brett.
“Thank you Brett,” balas ribuan penonton.
Band beranggotakan Brett Anderson (penyanyi), Bernard Butler (gitaris), Mat Osman (basis) dan Simon Gilbert (drummer) ini melanjutkan penampilan dengan lagu “So Young”, “Metal Mickey”, “Lazy” dan “Positivity”.
Anderson tidak menjadi kalem. Ia semakin liar menjamah setiap sudut panggung, tak peduli seluruh pakaiannya telah basah dengan keringat.
Ia benar-benar membangun interaksi dengan penonton. Ia turun mendekati penonton menyalami dan bahkan tak sungkan untuk mengempaskan tubuhnya ke penonton.
Anderson bahkan sempat mengambil alih salah satu kamera dan mengarahkannya ke penonton serta personel lainnya.
Malam makin larut, Suede sepertinya tahu betul apa yang diinginkan penonton. Mereka membuat penonton bernostalgia ke masa-masa keemasan Britpop di era 90an.
Suasana semakin pecah ketika lagu “Trash” dibawakan. Sang vokalis berlari lalu berdiri di atas salah satu speaker di panggung.
“Come on,” seru Anderson.
“But we're trash you and me, We're the litter on the breeze, We're the lovers on the streets,” Anderson menyanyi dengan penuh tenaga yang membuat ribuan penonton makin bersemangat.
Keseruan nostalgia semakin terasa ketika penonton menyanyikan “Beautiful Ones”, salah satu lagu termasyhur Suede tanpa komando Brett.
Anderson dan kawan-kawan terlihat tersenyum sambil menggelengkan kepala, lalu “Beautiful Ones” pun dibawakan.
Seakan ingin memberi kenangan manis, Suede memberikan encore kepada penonton. Sadar seluruh energy telah terkuras banyak, Brett mengajak penonton untuk menikmati dua lagu tambahan dengan nuansa akustik.
"She’s In Fashion" versi akustik dan "Saturday Night" pun dipilih untuk mengakhir penampilan Suede.
Lampu panggung yang semula kerlap-kerlip berubah menjadi perpaduan warna primer dan sekunder.
Layar panggung yang menampilkan lukisan wanita tengah bersandar membuat nuansa menjadi terasa psikedelik.
Pertunjukan pun usai, letupan kembang api menjadi penanda bila pertunjukan Suede benar-benar berakhir. Suede sukses menghanyutkan penonton dengan nostalgia Britpop.
Britpop merupakan gerakan musik dan budaya berbasis di Inggris pada pertengahan 1990-an yang menekankan "Britishness", dan menghasilkan rock alternatif yang lebih cerah dan lebih menarik.
Genre musik ini juga muncul sebagai reaksi terhadap popularitas tema lirik yang lebih gelap dari musik grunge yang muncul di AS.
Band paling sukses yang terkait dengan gerakan ini adalah Blur, Oasis, Suede, Supergrass dan Pulp.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/09/08/113515810/suede-nostalgia-britpop-dan-liar-menjamah-soundrenaline-2019