Sejak awal penampilan, Navicula sudah dengan tegas menunjukkan sikap sebagai musisi dalam melihat berbagai kondisi yang ada.
Dari lagu pertama berjudul "Di Depan Layar", Navicula sudah menunjukkan reaksinya terhadap orang-orang yang terlalu sibuk dengan benda bernama layar hingga lupa realita sebenarnya.
"Pemuja fantasi & tipuan / Menjual jiwa pada khayalan / Hanya bermimpi tak kan membuatnya nyata / Mimpi kan nyata bila dikau bekerja," sang vokalis Robi menyanyikan lagu "Di Depan Layar".
Band asli Bali itu juga menyatakan perang melawan korupsi dengan lagu "Save KPK" di panggung Soundrenaline.
"Lagu ini kita ciptakan, didedikasikan untuk KPK," ujar Robi selaku vokalis.
Lalu, band yang beranggotakan Robi (vokal), Dadang (gitar), Falel (drum) dan Krishanda (bass) ini juga menyoroti isu lingkungan, terutama sampah plastik.
"By the way, makasih Soundrenaline, sekarang banyak program di dalamya yang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Ada paper craft dan lainnya," ucap Robi.
Untuk mempertegas kata-katanya, Navicula membawakan lagu "Saat Semua Semakin Cepat, Bali Berani Berhenti".
Lagu ini bercerita tentang dukungan terhadap Bali untuk mengurangi peredaran sampah sedini mungkin.
"Kami mendukung Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mengurangi peredaran plastik, setiap menit jutaan kubik sampah dibuang ke lautan oleh Indonesia, mari kurangi plastik," seru Robi.
Dengan speaker yang menggelegar dan suara yang lantang, sepertinya ribuan penonton menyerap betul pesan Navicula. Apalagi, lantunan musik mereka cukup mengentak dan membakar gairah.
Beberapa lagu lainnya yang dibawakan Navicula adalah "Metropolutan", "Ingin Kau Datang", "Busur Hujan", "Mafia Hukum", serta "Aku Bukan Mesin".
https://entertainment.kompas.com/read/2019/09/08/221900610/kritik-navicula-di-soundrenaline-2019-korupsi-hingga-sampah-plastik