Pada tanggal ini, 70 tahun yang lalu, pelantun tembang Badai Pasti Berlalu ini terlahir ke dunia.
Ia meninggal dunia pada usia ke-57 tahun pada Maret 2007.
Meski telah lebih dari satu dekade berpulang, nama Chrisye masih sangat melekat di hati masyarakat Indonesia.
Untuk mengenang penyanyi legendaris ini, berikut Kompas.com merangkum enam fakta seputar Chrisye.
1. Berhenti kuliah demi karier
Chrisye tertarik dengan musik sejak kecil.
Saat duduk di bangku SMA, Chrisye bergabung dalam sebuah band bersama kakaknya, Joris.
Dalam band itu, Chrisye didapuk sebagai pemain bass.
Pada tahun 1960-an Chrisye menjadi anggota band Sabda Nada yang kemudian berganti nama menjadi Gipsy.
Beberapa tahun kemudian, Chrisye terpaksa meninggalan kuliahnya untuk sementara demi bermusik bersama band Gipsy di New York.
Meski sempat ditentang oleh sang ayah, Chrisye berhasil membuktikan bahwa usahanya tak sia-sia.
Setibanya ke Indonesia, pada tahun 1976 dia bekerja sama dengan Gipsy dan Guruh Soekarnoputra untuk merekam album indie Guruh Gipsy.
2. Dikenal melalui Lilin-lilin Kecil
"Dan kau lilin-lilin kecil
Sanggupkah kau berpijar
Sanggupkah kau menyengat
Seisi dunia," demikianlah bagian reffrain lagu berjudul Lilin-lilin Kecil yang dibawakan Chrisye sekitar tahun 1977.
Lagu ciptaan James F Sundah itu ternyata mampu membuat nama Chrisye mulai dikenal di jagat hiburan tanah air.
Tak hanya Lilin-lilin Kecil, Chrisye juga sukses dengan albumnya yang bertajuk Badai Pasti Berlalu.
Sukses kedua karya ini membuat Chrisye direkrut Musica Studios.
Bersama Musica Studios, Chrisye merilis album solo perdananya, Sabda Alam, pada tahun 1978.
Setelah itu, kariernya terus berkembang hingga berhasil menghasilkan banyak album.
3. Tak bisa baca not musik
Bakat bermusik Chrisye ternyata ditunjang oleh hobi mendengarkan musik dari sang Ayah.
Ayah Chrisye memiliki banyak piringan hitam lagu-lagu Bing Crosby, Frank Sinatra, Nat King Cole, dan Dean Martin.
Chrisye muda ternyata sangat suka mendengarkan lagu-lagu itu.
Sadar akan hobi anaknya, Ayah Chrisye membelikannya sebuah gitar.
Chrisye belajar bermain musik dengan mengikuti lagu-lagu di radio dan piringan hitam ayahnya.
Akibatnya ia tak dapat membaca not musik.
Namun, lambat laun kemampuan bermusik Chrisye semakin diasah dengan serangkaian latihan rutin.
4. Gaya nyentrik
Penampilan panggung Chrisye sangat khas.
Ia tidak neko-neko saat berada di panggung. Namun, suaranya yang lembut mampu membius pendengarnya.
Chrisye juga dikenal memiliki gaya panggung yang kaku dan sedikit nyentrik.
Ia mempertahankan rambut panjangnya dengan gaya berbusana yang "itu-itu saja".
Dalam sebuah wawancara dengan Kompas, Chrisye mengatakan, dalam pembuatan musik video, dia lebih suka menggunakan satu jenis baju.
Menurutnya, dia baru mau berganti baju jika sudah jatuh ke selokan.
5. Meninggal dunia karena kanker
Pada Juli 2005, Chrisye dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah karena sesak napas.
Setelah 13 hari dirawat, dia dipindahkan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura, di mana dia dinyatakan mengidap kanker paru-paru.
Ia menjalani serangkaian pengobatan termasuk kemoterapi yang membuat rambut panjangnya rontok.
Kesehatan Chrisye membaik pada tahun 2006.
Namun, setelah itu, kesehatannya mulai menurun.
Pada 30 Maret 2007, Chrisye meninggal dunia di rumahnya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
6. Kidung Abadi
Pada tahun 2018, Musica Studio meluncurkan piringan hitam atau vinyl untuk lagu "Kidung Abadi" yang dinyanyikan mendiang penyanyi legendaris Chrisye.
Lagu "Kidung Abadi" diciptakan Erwin Gutawa dan putrinya Gita Gutawa dari kumpulan kata-kata yang diambil dari potongan lirik lagu yang pernah dinyanyikan Chrisye semasa hidupnya.
Selain meluncurkan vinyl, sebuah konser bertajuk Signature Crisye juga akan digelar.
Deretan musisi seperti D'MASIV, Sophia Latjuba, Once Mekel, dan Paul Latumahina akan melantunkan hit-hit yang dipopulerkan Chrisye.
Melalui Kidung Abadi, nama Chrisye dikenang sebagai musisi yang karya-karyanya abadi dan akan dikenang sepanjang zaman.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/09/16/143504510/mengenang-chrisye-penyanyi-yang-awalnya-tak-bisa-baca-not-musik