Menurut Erwin, tempat tersebut merupakan studio orkestra rekaman terbaik di dunia.
Dalam rekaman itu, Erwin mengajak penyanyi muda Vadi Akbar, adik penyanyi Vidi Aldiano.
Rekaman dua musisi Indonesia ini juga melibatkan 60 musisi pimpinan Synchron Stage Orchestra, Johannes Vogel.
"Kami satu satunya musisi Indonesia yang mendapat kesempatan bisa rekaman di studio orkestra terbaik di dunia. Studio ini sudah ada sejak tahun 1940. Saat mengisi buku tamu yang antik, kami terharu bisa bersanding dengan nama-nama besar dunia seperti Hans Zimmer," ujar Erwin Gutawa dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (23/9/2019).
Erwin mengatakan, para pemain orkestra di Vienna memiliki kualitas di atas rata-rata.
Hal itulah yang menjadi alasan dirinya terbang ke Austria demi rekaman album.
"Begitu disodori partitur, mereka langsung jreng. Main dengan sempurna tanpa perlu latihan. Tak heran bila dalam waktu empat jam kami bisa menyelesaikan rekaman orkestra yang rumit," ujar Erwin Gutawa.
Sementara itu, Harry Kiss, ayahanda Vadi Akbar mengatakan, dalam rekaman tersebut Vadi Akbar dan Erwin Gutawa memilih sejumlah lagu seperti Ingin Kumiliki (ciptaan Tohpati/ Harry Kiss), Melati Suci (ciptaan Guruh Soekarno Putra), Satu Jam Saja (ciptaan Sylvia M.T), dan Cloud and Seagul (ciptaan Harry Kiss), juga lagu Selendang Sutra (ciptaan Ismail Marzuki).
"Lagu Selendang Sutra, ciptaan Ismail Marzuki, digarap dalam format orkestra bossas. Rencananya akan dinyanyikan duet dengan almarhum Eyang Darsih yang merupakan nenek dari Vadi Akbar dan Vidi Aldiano," ujar Harry Kiss.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/09/23/215111610/kisah-erwin-gutawa-rekaman-di-studio-orkestra-tertua-di-vienna