Langkah tersebut dilakukan dengan mengambil lokasi syuting di tempat-tempat yang belum pernah dijadikan lokasi syuting.
"Betul karena kami menciptakan sebuah dunia organik, tidak mungkin dicapai dengan kita syuting di Taman Safari. Nonton enggak akan mendapatkan atmosfir yang organik," kata Joko saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Joko berujar, lokasi syuting berlangsung di beberapa tempat di Banyuwangi, Lumajang, dan Gunung Ijen.
"Kami syutingnya betul-betul di desa yang sangat terpencil. Enggak pernah ada orang ke sana, kami buka aksesnya, kami buka jalan, kami menebang rumput semua yang karena jalannya bukan jalan benaran," kata Joko.
Menurut Joko, membuka jalan adalah salah satu tantangan tim produksinya. Selain harus menebas semak belukar, kondisi hujan yang membuat tanah jadi berlumpur membuat tim harus ekstra kerja keras.
"Kendaraan enggak bisa lewat jadi ditarik sama mobil gede, ditarik satu satu," kata Joko.
Lantas, bagaimana Joko dan tim kepikiran mencari lokasi-lokasi tersebut?
"Tadinya kami pikir gampang, 'okay fine'. Kami enggak pikirkan kalau akan ada hujan dan berlumpur," kata Joko lalu tertawa.
Yang jelas, kata Joko, tim produksinya mencari tempat-tempat tersebut setelah mendapatkan referensi dari sebuah tim pencinta alam.
"Seorang anggota Mapala pernah melewati melewati sebuah desa yang enggak ada jalan ke situ, tapi itu bentuk rumahnya bagus dan desanya tuh sangat bagus," kata Joko.
Film ini selain diperankan oleh Tara Basro, Marissa Anita, serta Ario, juga menghadirkan Christine Hakim dan Asmara Abigail.
Kisahnya tentang Maya (Tara Basro) seorang perempuan muda yang sedang mengalami nasib buruk. Ia mengetahui bahwa ia telah mewarisi sebuah rumah di desa keluarganya.
Bersama temannya Dini (Marissa Anita), Maya kembali ke desa kelahirannya. Namun, ia tidak menyadari bahwa masyarakat desa tersebut berusaha membunuhnya untuk menghilangkan kutukan yang telah melanda desa tersebut selama bertahun-tahun.
Maya pun mulai menemukan kenyataan rumit tentang masa lalunya dan dirinya harus berjuang mempertahankan hidup.
Film karya sutradara Joko Anwar ini mengambil lokasi syuting di Banyuwangi, Lumajang, dan Gunung Ijen. Film ini akan tayang di jaringan bioskop Indonesia pada 17 Oktober 2019.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/02/130849510/demi-dunia-organik-syuting-perempuan-tanah-jahanam-di-desa-terpencil