Selain untuk mengembangkan diri, Arindi ingin dunia mengenal lagu dangdut Indonesia yang diiringi musik remix kolpo.
Tak hanya itu, Arindi juga ingin memperkenalkan tari Lulo, tarian khas Sulawesi Tenggara.
"Di daerah saya biasanya remix koplo ini untuk mengiringi tari Lulo, tarian khas masyarakat sekitar saya," ujar Arindi.
Arindi bercerita, tari Lulo biasanya diperagakan masyarakat saat menghadiri pesta-pesta pernikahan.
Menurutnya, tarian ini mampu membuat suasana pesta semakin meriah.
Menurut Arindi, remix koplo merupakan musik yang lumrah ditemui di daerah sekitarnya. Namun kebanyakan keyboardis musik koplo adalah laki-laki.
"Banyak yang main keyboard remik koplo, tapi banyak yang pria. Yang wanita cuma tiga orang. Ada saya sama senior saya Kak Yanti, Kak Tuti," tututrnya.
Kini nama Arindi semakin dikenal masyarakat Indonesia setelah DJ kenamaan Indonesia, Dipha Barus dan duo DJ asal Amsterdam Yellow Claw mengajaknya berkolaborasi.
Arindi mulai belajar bermain keyboard sejak duduk di kelas 4 SD. Saat itu usianya baru 10 tahun.
Ia mengaku sangat terinspirasi dengan kemampuan keyboard dari sang ayak dan kakak laki-lakinya.
Arindi berkisah, saat usianya masih sangat belia, ia kerap diajak sang ayah yang diundang mengisi acara-acara pernikahan, akikah, hingga acara-acara perkantoran di sekitar tempat tinggalnya.
Dari situ ketertarikan Arindi tumbuh dan meminta sang ayah mengajarinya.
Dengan dasar-dasar bermain keyboard dari sang ayah dan keterampilan bermain remix koplo dari sang kakak, pada usia 13 tahun Arindi sudah menjadi seorang keyboardis.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/03/121003310/keyboardis-licah-arindi-putry-ingin-go-international-kenalkan-remix