Dalam penyelenggaraan sebelumnya, sejumlah penampil populer banyak dihadirkan oleh penyelenggara.
Misalnya, Raja Dangdut Rhoma Irama yang mampu menarik massa ke acara tersebut pada 2016 dan 2018.
Pada 2018 pula, Ahmad Dhani bersama Dewa 19 juga unjuk gigi dalam acara itu dan membuat ratusan Baladewa--sebutan penggemar Dewa 19--membeludak di Synchronize Fest. Ada pula band legendaris God Bless.
Lantas bagaimana dengan keunikan penampil Synchronize Fest tahun ini?
Didi Kempot
Penyanyi campursari Didi Prasetyo atau yang dikenal dengan nama panggung Didi Kempot (52) menjadi salah satu debutan penampil festival ini.
Didi mengatakan sudah lama dibidik oleh penyelenggara untuk tampil di acara tersebut.
"Ya, lobi antar seniman saja. Lagi itu saya lagi di Yogyakarta," kata Didi saat dihubungi Kompas.com baru-baru ini.
Penyanyi yang dijuluki The Godfather of Broken Heart alias Lord Didi ini pun menyambut antusias ajakan penyelenggara Synchonize Fest.
Satu hal yang Didi ketahui, Synchonize Fest adalah festival yang mengakomodiasi para musisi lintas genre. Semua, kata Didi, mendapatkan tempat dalam festival ini.
"Ya, sudah silakan saja yang penting lagu-lagu Jawa tetap eksis dan didengar," kata Didi.
Didi yang mempunyai basis penggemar yang cukup besar yang disebut Sobat Ambyar, merasa bangga bisa tampil dalam Synchonize Fest.
"Membanggakan dan di sini musik campursari mendapatkan tempat di acara Synchronize Fest ini sangat membanggakan buat kami," kata Didi.
Penembang lagu "Pamer Bojo" tersebut mengaku tampil bukan untuk dirinya saja, melainkan untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali musik campursari secara luas.
Selain itu, ada misi lain yang dibidik oleh penyanyi berambut gondrong tersebut.
"Dan yang paling tidak bisa memobilisasi para seniman tradisional di seluruh Indonesia. Kita kalau terus berkarya bisa sampai juga di ibu kota," kata Didi lalu tertawa.
Terkait dengan penampilan dan aransemen spesial apa yang ditampilkan, Didi tidak bisa membeberkannya. Didi hanya bisa memastikan bahwa ia akan tampil seperti seorang Didi Kempot yang biasa.
"Ya, pastinya nanti kami akan pikirkan. Intinya gaya Didi Kempot tetap Didi Kempot," kata dia.
Clubeighties
Selain Didi, Clubeighties menjadi penampil yang ditunggu-tunggu oleh penggemar. Sebab band asal Jakarta tersebut tampil dengan formasi lengkap dengan hadirnya Desta dan Vincent Rompies.
Sebagai informasi, Desta (drummer) dan Vincent (bassist) telah hengkang dari Clubeighties sejak 2009 lalu.
Meskipun bakal ada Vincent dan Desta, vokalis Lembu Wiworo Jati tak mau menyebut penampilan bareng bersama itu sebagai reuni.
Menurut Lembu, jika disematkan hanya untuk kepentingan sesaat, kata reuni akan kehilangan esensinya.
"Jadi enggak sembarangan menunggangi istilah reuni terus cari uang dengan bayaran lebih tinggi. Itu yang enggak kami pengin. Makanya kami enggak klaim itu reuni. Kami main ya main aja. Jadi kami enggak punya beban juga," ujar Lembu.
Lembu menganggap penampilan mereka berlima sebagai semangat atas kerinduan masing-masing personel.
Penampilan Clubeighties lengkap dengan Desta dan Vincent itu merupakan yang pertama sejak 11 tahun.
Lembu menambahkan, pada dasarnya dia, Cliff, dan Ytonk tetap menjalin komunikasi dengan Desta dan Vincent.
"Kalau berlima lagi sih kami sebetulnya ketemu, ngobrol, cuma enggak untuk (bahas) musik. Untuk musik ini suatu yang krusial karena kami besar di musik, start di musik. Jadi kalau mau main di musik harus punya chemistry kembali," imbuhnya.
Program Director Synchronize Fest Kiki Aulia atau Ucup mengatakan, bukan perkara mudah mengumpulkan Desta, Vincent, Lembu, Cliff, dan Ytonk tampil bersama kembali.
Kiki mengatakan, Lembu menyebut bertemunya kembali Clubeighties sebagai kerinduan yang mengalahkan ego.
Pop melayu
Satu yang menjadi keunikan lain Synchronize Fest adalah kehadiran para band pop melayu.
Mereka yang akan tampil adalah Babang Andika, Radja, Wali, Setia Band dalam bentukan Oom Leo Berkaraoke.
Gitaris Aan Kurnia alias Apoy mengaku senang Wali band bisa ikut serta dalam festival kali ini.
Band Wali, kata Apoy, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk memberikan penampilan yang terbaik.
"Itu untuk event itu kami ingin memberikan sesuatu yang Wali enggak pernah berikan," kata Apoy.
Meski penampilannya kali ini akan disatukan dengan beberapa grup band bergenre Melayu, Wali menampik bahwa bandnya hanya menganut satu genre saja.
"Dari dulu Wali enggak pernah bicara soal genre, genre itu bukan kitab suci. Apa pun itu, yang penting menghibur. Orang sedih, jadi bahagia. Yang negatif jadi positif, kan jadi pahala. Genre itu hanya bagian kecil dari kehidupan Wali," kata Apoy lagi.
"Kehadiran" Chrisye
Sementara itu, penyelenggara akan menghadirkan karya dari mendiang penyanyi Chrisye dalam Synchronize Fest kali ini.
Karya penyanyi legendaris Indonesia itu akan diramu oleh komposer Erwin Gutawa dalam format orkestra bernama Chrisye Live by Erwin Gutawa.
"Kami akan hadirkan Chrisye dalam kemasan yang bisa mengajak nostalgia para penggemarnya," ujar Program Director Synchronize Fest Rizky Aulia atau Ucup.
"Erwin Gutawa bersama timnya secara spesial akan membuat sosok penyanyi legendaris Tanah Air itu seakan hidup kembali lewat rekaman suara asli serta dukungan visual, melantunkan sederet lagu hits-nya," sambung Ucup.
Ucup mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah ingin menghidupkan karya-karya Chrisye dalam Synchronize 2018.
Namun, kata dia, belum tepat sekaligus berjodoh mengenai siapa yang akan menggarap musiknya.
"Tadinya kami ingin bekerja sama dengan salah satu kolektif, tetapi gue inget kalau dulu Erwin Gutawa pernah bikin konser Kidung Abadi," kata Ucup.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/03/141644110/synchronize-fest-2019-menyaksikan-didi-kempot-dan-deretan-penampil