Marion Jola mengatakan, bully yang diterimanya itu ternyata mempengaruhi kondisi psikologisnya.
"Jadi dulu waktu masih kecil itu tiap hari, hampir tiap hari aku migrain. Jadi aku kalau stress migrain dan dari SD sudah kayak begitu," ujar Marion Jola dalam video yang diunggah motivator Merry Riana seperti dikutip Kompas.com, Minggu (13/10/2019).
"Terus kalau pulang sekolah itu sambil nangis aku tanya, 'Mama kenapa enggak ada yang mau temenan sama aku'," kata Marion Jola.
Menanggapi keluhan putrinya, ibunda Marion hanya dapat menenangkan dan meminta sang putri tak menyimpan dendam.
"Mama bilang memang susah cari teman sayang kalau memang orang-orang pada iri. Apalagi aku anak dari Kupang, waktu itu SD sudah bawa handphone, kan, memang minta dibully begitu," ujar Marion Jola.
Marion Jola berkisah, ia tak hanya menerima bullying secara verbal, namun juga secara fisik.
"Anak SD waktu itu aku kelas 5 kelas 6, aku tuh digosipinnya begini, 'Lala itu kalau dikasih Rp 2.000 mau diajak kemana saja, ngapain saja, di semak-semak pun mau'," ujar Marion Jola.
"Sejahat itu dan itu aku masih kecil," lanjutnya.
Marion berkisah, kejadian itu ia alami saat ia baru saja pindah ke Sumba Tengah.
Saat itu, Marion baru saja mengikuti lomba bernyanyi.
Namun, tiba-tiba asisten rumah tangga Marion pulang dan mengabarkan jika para tetangga dan teman-teman Marion membicarakan gosip miring tersebut.
Tak hanya itu, teman-teman Marion juga disebut kerap mengerjai pelantun lagu "So In Love" itu.
"Aku itu, kan, takut banget sama kodok. Eh waktu main mencari harta karun begitu ternyata hadiahnya kodok. Aku nangis sampai pingsan," kata Marion Jola.
Meski demikian, kepribadian sang ayah yang keras dan ibunda yang religius berhasil membuat Marion Jola bangkit dari keterpurukan.
Marion Jola akhirnya dapat mengampuni kesalahan-kesalahan orang yang pernah membully-nya dan berdamai dengan diri sendiri.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/13/130945310/stress-jadi-korban-bullying-marion-jola-kerap-menangis-dan-migrain