Menurut dokter Gatot Abdurrazak, Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fetomaternal, janin kembar Irish meninggal mengalami kondisi Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS).
Ternyata hal yang sama juga pernah dialami oleh artis sekaligus presenter Marissa Nasution.
Namun, Marissa tak kehilangan kedua bayi kembarnya.
Salah satu bayi, Alaia Moana atau kerap disapa Allaie selamat, sedangkan adik kembarnya meninggal dunia.
Pengalaman Marrisa kehilangan bayi kembarnya ia ceritakan dalam sebuah video berjudul "Cerita Kehamilan Kembar TTTS - Twin to Twin Transfusion Syndrome - what to do" yang diunggah dalam kanal YouTube pribadinya, Jumat (11/10/2019).
Dalam video itu, Marissa mengaku rutin memeriksakan kandungannya ke dokter.
Namun, sepulang dari baby moon di New Zealand, ia merasa perutnya menjadi sangat besar.
Melihat perubahan yang signifikan itu, ia merasa ada yang salah dari kandungannya.
Marissa Nasution kemudian segera memeriksakan kandungannya tersebut.
"Setelah aku check up dokter bilang twin A tidak sebesar twin B. Waktu itu dua-duanya masih hidup, tetapi kok enggak ada keseimbangan antara berat badan mereka," Marrisa dalam video tersebut seperti dikutip Kompas.com, Minggu (13/10/2019).
Saat itu, dokter mendiagnosa Marissa mengalami TTTS. Padahal, usia kandungannya baru empat bulan.
"TTTS itu adalah sebuah penyakit plasenta yang bisa terjadi di kehamilan kembar yang identik. Yang artinya mereka berdua akan share satu plasenta," ujar Marissa.
Kondisi ini, menurut Marissa, akan menyebabkan salah satu bayi akan menjadi pendonor, sedangkan bayi yang lain akan menjadi penerima.
Mendengar diagnosis dokter, Marissa dan suami langsung mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang TTTS.
Beberapa saat kemudian dokter menginformasikan bahwa di Indonesia belum ada alat yang mumpuni untuk melakukan operasi.
Marissa disarankan untuk melanjutkan pengobatan ke Australia.
Saat itu, Marissa mengaku terkejut karena pengobatan di Australia pasti akan membutuhkan biaya yang besar.
"Untungnya suami ingat ada teman di Singapura yang juga pernah mengalami. Dia lalu email dan mereka sarankan satu dokter di Singapura," kata Marissa.
Mendengar saran itu, Marissa dan suami langsung terbang ke Singapura.
Mereka mengunjungi KK Women's and Children Hospital dan menemui dokter spesialis.
Saat itu, dokter menyebut kasus yang dialami Marissa termasuk langka.
Menurut dokter, salah satu bayi kembarnya tak lagi berkembang dan kemungkinan besar akan meninggal dunia.
Menurut dokter, kata Marissa, salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah melalui sebuah operasi bernama laser ablation.
"Di mana koneksi antara dua anak kembar akan diputus. Jadi mereka berjuang sendiri," tutur Marissa.
Menurutnya, dengan langkah ini, ada kemungkinan 50 persen kedua bayi akan bertahan.
Namun, keberhasilan laser ablation juga dipengaruhi kondisi pembagian plasenta kedua bayi kembar.
Namun sayang, ternyata pembagian plasenta kedua bayi kembar Marissa tak seimbang.
Hal ini menyebabkannya harus kehilangan salah satu bayi kembarnya.
Marissa Nasution berharap pengalaman yang ia ceritakan dapat menjadi informasi penting untuk wanita-wanita hamil di luar sana, terutama yang sedang mengandung bayi kembar.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/13/212543610/seperti-irish-bella-marissa-nasution-juga-pernah-kehilangan-bayi