Salah satunya adalah artis peran dan presenter Eddi Brokoli. Ia menyukai kuda besi sejak masih berseragam abu-abu. Namun ia tidak memulainya dari moge, melainkan Vespa milik pamannya.
“Antara tahun 1992-1993, sudah pakai Vespa PX tahun 1982, warnanya biru, enggak ada yang mau waktu itu, jadi parkirnya bareng guru. Kakak saya waktu itu yang nularin, ikut SOG (Scooter Owner Grup) di Bandung,” tutur Eddi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Merasa menunggangi kuda besi hal yang mengasyikkan, Eddie Brokoli mulai merambah ke motor yang lebih besar lagi alias moge, baik keluaran terbaru maupun klasik.
“Kurun waktu 10 tahun terakhir (merambah ke motor besar), punya Jawa 250 waktu itu, akhirnya ada BMW, BSA, BMW R25 hitam. Kalau Kawasaki Versys 350 itu kontrak dari Kawasaki,” aku Eddi.
Seperti Eddi Brokoli, Tarra Budiman juga mulai kesengsem motor sejak kecil.
Lain lagi dengan artis peran Dimas Anggara. Ia mulai tertarik pada moge sejak 1995 dan menjaga kesukaannya itu sampai hari ini.
“Seru sih kayak main kalau bawa motor. Terus, kalau naik motor ada quality time sama diri sendiri juga. Seru saja. Kalau di rumah enggak bisa kan ngapa-ngapain, kalau naik motor kan bisa,” ucapnya.
“Mulai suka motor tahun 1987, pakai Triumph waktu itu, sebelum itu pakai motor-motor pabrikan Jepang, setahun berikutnya saya punya Harley Davidson tahun keluaran 1988,” ucap Budi.
Mantan El-Presidente Bikers Brotherhood Motorcycles Club yang juga dosen di Universitas Pasundan ini juga mengaku mendapat banyak wawasan dengan menjadi penghobi moge.
“Banyak (alasan hobi motor), kalau hobi motoran jadi banyak teman, kita sering touring ke daerah-daerah, jadi banyak saudara, banyak wawasan juga,” sambungnya.
Bagi artis-artis tersebut, hobi motor gede bukan soal gengsi atau materi. Ada yang lebih dari itu, kata mereka.
Tarra Budiman, misalnya, mengaku menggeluti hobi motor untuk belajar menghargai setiap perjalanan yang dilalui, bukan soal kecepatan laju kuda besi atau alasan lain.
“Naik moge itu punya kepuasan tersendiri. Enjoy the ride, enggak perlu kencang-kencang. Yang penting, menikmati perjalanan,” kata Tarra.
“Buat gue moge itu toys boys, moge ya toys, mainan cowok banget,” ujar Tarra.
Lain lagi dengan Budi Dalton. Menurut dia, banyak alasan untuk punya hobi otomotif.
"Kami sering touring ke daerah-daerah. Jadi banyak saudara, banyak wawasan juga,” tegas Budi.
“Ya itu, kita jadi banyak kenalan. Kita kan ada istilah 'saudara satu aspal'. Walaupun enggak kenal, kita tetap bantu kalau ada (pemotor mendapat) kendala di jalan,” ucapnya.
Kehadiran media sosial yang dapat dengan cepat menyebarkan rencana touring menguatkan lagi suasana persaudaraan satu aspal itu.
Lebih dari itu, Budi Dalton mengatakan ada banyak pelajaran dari petualangannya bersama motor. Tangguh dan mandiri ada dalam daftar pelajaran itu.
“Kalau di jalan, sebagai petualang, kita tidak pernah bergantung hidup di mana. Jadi kadang tidur di jalan, di pom bensin. Di masjid, sering, paling enak, hangat,” ucapnya.
Beda pula alasan Dimas Anggara. Dia menganggap motor gede yang ia miliki sudah seperti anaknya sendiri.
Sedikit berbeda, presenter Gilang Dirga menganggap kuda besi yang ia miliki merupakan bentuk nyata dari hasil kerja kerasnya selama ini.
“Kalau gua sih anggapnya (moge ini) hasil keringat saja atas apa yang telah gua lakukan,” ucap Gilang.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/21/110400110/cerita-artis-artis-indonesia-terpikat-motor-gede