Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Terbaru Kondisi Nunung, Obati Depresi di Singapura hingga Serangan Panik

Beberapa fakta baru pun terungkap mulai dari Nunung yang menderita depresi berupa kecemasan, hingga kabar kesulitan ekonomi.

Berikut adalah fakta-fakta baru terkait personel Srimulat tersebut.

1. Nunung depresi

Dokter Herny Taruli Tambunan, yang merupakan psikiater dari RSKO Cibubur, tempat di mana Nunung menjalani rehabilitasi menjadi saksi ahli di persidangan.

Menurut Herny, saat dibawa ke RSKO Nunung disebut telah menderita diabetes dan depresi.

“Sebenarnya sebelum datang Mbak Nunung sedang dirawat kurang lebih tiga tahun oleh psikiater di Jakarta didiagnosa kemungkinan Mbak Nunung menderita depresi dan cemas yang disebut serangan panik,” ungkap Herny.

Bahkan, hingga saat ini, Nunung masih mengonsumsi obat antidepresi tersebut.

Kondisi depresi itu dikhawatirkan akan memicu keinginan Nunung untuk kembali mengonsumsi narkoba.

Untuk itu dokter pun melakukan penanganan khusus pada Nunung yakni dengan mengintegrasikan penyakitnya dan juga ketergantungannya pada narkoba.

Anak sulung komedian Nunung, Bagus Permadi mengatakan, ibunya sudah lama menderita depresi. Namun penyakit itu kerap disembunyikan oleh Nunung.

“Itu saya tahu mama sudah lama sebenarnya punya sakit depresi, cemas, tapi gimana ya mama tuh terlalu menyembunyikan sama keluarga. Menyembunyikan dalam artian dia tidak mau terlihat sakit. Tidak mau terbenani dengan apa yang ada,” ujar Bagus.

Untungnya, selama ini Nunung berhasil melewatinya.

“Tapi alhamdulillah mama sendiri bisa dibilang orang yang kuat, dia bisa menjaga fisiknya menyembunyikan dari keluarga. Aku sudah tahu, keluarga besar sudah tahu,” kata Bagus.

3. Pernah berobat ke Singapura

Nunung rupanya sempat bertolak ke Singapura demi mengobati depresi yang dideritanya. Hal itu dilakukan Nunung antara tahun 2015-2016.

“Itu awalnya karena di kepala kekurangan oksigen. Disuntik-suntik, itu kan sudah lama. Terus selama setahun di Singapura, balik. Saya di Indonesia disuruh ke psikiater aja,” ujar Nunung.

Menurrut putra sulung Nunung, Bagus Permadi, pemicu cemas pada Nunung tak diketahui. Hanya saja rasa cemas dan panik datang saat Nunung mendapat kabar dari keluarga.

4. Lemas dan hampir pingsan

Setelah menjalani sidang, Nunung dan sang suami, July Jan Sambiran langsung digiring ke kendaraan Kejaksaan Tinggi Negeri Jakarta Selatan untuk kembali menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta Timur.

Awalnya Nunung tampak baik-baik saja dan menjawab semua pertanyaan wartawan yang diajukan padanya.

Namun tiba-tiba Nunung merasa dilanda depresi dan panik.

“Ini lagi panik ini. Paniknya tuh tiba-tiba datang, pas lagi senang-senang kadang-kadang ini lagi panik ini,” ujar Nunung.

Tak lama, Nunung lantas menyenderkan tubuhnya ke arah sang suami, Jan Sambiran yang berjalan tepat di belakangnya.

Melihat sang ibu lemas dan hampir pingsan, putra sulung Nunung, Bagus Permadi pun dengan sigap membantu Jan Sambiran untuk membopong tubuh Nunung ke dalam mobil.

Bagus mengatakan, Nunung bisa saja menangis hingga badannya lemas dan hampir pingsan bila sedang kambuh.

“Kadang reaksinya nangis kadang lemas kayak tadi mau pingsan. Kita juga jadi ikutan panik juga paling nanti selang berapa lama, mama akan normal kembali,” ungkap Bagus.

Seperti saat usai sidang dimana Nunung tiba-tiba lemas hingga harus dibopong oleh suami dan anaknya.

Terkait penyakitnya ini, Bagus mengatakan hingga kini Nunung masih mengonsumsi obat.

“Obat sampai detik ini masih mengonsumsi. Obat itu kadang karena mama lagi di dalam, jadi saya yang nebus di salah satu rumah sakit di daerah Dharmawangsa,” ucap Bagus.

“Tapi sekarang sudah diambil alih RSKO jadi RSKO sudah menyediakan obatnya,” lanjut Bagus.

https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/24/114508010/fakta-terbaru-kondisi-nunung-obati-depresi-di-singapura-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke