Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengendara Motor Tak Santun di Jalan, Ini Kata Artis Pehobi Moge

Hal itu tertuang dalam hasil penelitian dari Semel Institute for Neuroscience dan Human Behavior, di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat.

Penelitian itu menemukan bukti bila mengendarai sepeda motor dapat meredam stres dan menyehatkan mental.

Berdasarkan data penelitian itu, berkendara ria dengan sepeda motor bisa menekan biomarker stres sebesar 28 persen.

Sedangkan mengendarai sepeda motor selama 20 menit mampu meningkatkan detak jantung sebesar 11 persen dan tingkat adrenalin sebesar 27 persen.

Selain itu, disebutkan pula, aktivitas otak pengendara mengalami perubahan dimana peningkatan kewaspadaan mengalami kenaikan, sementara fokus sensorik ditingkatkan yang berarti bahwa pengendara lebih waspada.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan segelintir orang yang berkendara sepeda motor ugal-ugalan.

Sifat agresif yang terkadang justru mengganggu pengendara lain masih bisakah memberi efek positif tersebut?

Beberapa kali muncul keluhan warga tentang perilaku tak terpuji sebagian pengendara motor, terutama pengendara motor gede (moge).

Stigma negatif itu seringkali menghantui para pengguna motor besar, cap arogan karena ulah segelintir penggunanya telah memberi imbas kepada pengguna lainnya.

Kerisauan ini juga dirasakan oleh para pesohor yang menggemari motor besar.

Tarra Budiman berpendapat mental yang baik diperlukan sebelum mengendarai motor besar.

“Masalahnya punya moge bukan cuma nyiapin duit, tapi juga kesiapan lainnya," kata Tarra kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

"Tapi kalau menurut gue moge-moge yang arogan itu karena dia merasa ada power lain di luar moge itu sendiri, kebetulan dia punya moge, jadi mogenya yang kena imbas,” ungkap Tarra.

Selain itu, Tarra merasa bahwa motor besar alias moge merupakan sebuah kultur yang kompleks.

Butuh waktu dan keseriusan untuk memahami kultur itu agar tahu bagaimana mengaplikasikannya secara dewasa.

“Jadi kalau belum siap masuk suatu culture mending jangan deh, soalnya bahaya, ya kayak itu tadi kalau enggak siap, bisa jadi arogan, padahal kan moge bukan begitu," kata Tarra.

"Jadi kalau kira-kira masih setengah-setengah dan belum tahu betul sama suatu culture yang bakal dimasukkin mending enggak usah,” lanjut Tarra.

Hal serupa juga dilontarkan oleh Budi Dalton, mengendarai motor besar diperlukan mental yang kuat agar tak terbawa ego.

Apalagi tampilan motor besar yang gagah dan sangar sering membuat penggunanya terlena untuk seolah-olah berperilaku demikian.

“Ya nomer satu itu mental. Begini, pada saat kita naik motor besar jangan sampai kita terbawa ego motor itu, kita harus punya mental yang bisa mengimbangi motor tersebut," papar Budi.

"Jadi kita enggak perlu tarik gas geber-geber, enggak usah geber-geber Juga orang sudah lihat kita pakai motor apa, mau ngapain lagi tarik gas kenceng-kenceng, santai saja,” lanjut Budi.

Yang paling utama bagi pehobi atau pun pengendara moge, kata Budi, adalah menyiapkan mental bukan hanya dana.

Akan tetapi, Budi merasa semua itu kembali pada perilaku pengendara itu sendiri.

Tak peduli motor besar atau bukan, selalu ada pengendara yang mencontohkan perilaku tak pantas di jalan.

Namun terkadang masyarakat secara luas menyamaratakan perilaku buruk tersebut kepada semua pengendara.

Intinya, Budi merasa semua hal itu kembali lagi pada sikap dan kesantunan penggunanya.

“Jangankan motor besar, motor kecil saja juga banyak yang bawa motornya gasnya dimainin 'haduh itu enggak karuan,” ucap Budi.

https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/28/073900310/pengendara-motor-tak-santun-di-jalan-ini-kata-artis-pehobi-moge

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke