Diketahui, tsunami Banten pada 22 Desember 2018 lalu telah merenggut nyawa tiga personel Seventeen, yakni Bani, Herman, dan Andi, serta Dylan Sahara istri Ifan.
"Jadi kalau ada momen yang nyentil itu pasti akan tenggelam lagi (teringat)," kata Ifan Seventeen saat ditemui dalam jumpa pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2019).
Ifan mengaku, kenangan bersama personel Seventeen dan Dylan semasa hidup sering terungkit kembali ketika ia mengunjungi suatu tempat bersejarah.
"Misalnya kalau jalan, eh ini biasa makan sama Dylan nih. Jadi kadang-kadang kalau ada momen (jadi teringat)," ucapnya.
Ifan tak menampik dirinya masih sulit melupakan peristiwa pahit tersebut, walaupun ia sudah berusaha untuk tegar.
"Misal di jalan dengar suara ambulans, masih sering merinding. Dan itu adalah reaksi badan yang enggak bisa aku tolak. Karena pas kejadian itu (usai tsunami Banten) lima detik sekali dengar suara ambulans," kata Ifan.
Ifan menambahkan, grup band Seventeen tak akan bubar meski tinggal dirinya seorang personel yang tersisa.
"Seventeen tuh akan selalu dikenang sama karyanya. Enggak bakal ada ceritanya Seventeen bubar, Seventeen tutup, itu enggak ada," ucapnya.
"Seventeen akan selalu ada dan hidup di hati aku dan teman-teman yang suka Seventeen. Ini juga bagian karya Seventeen," sambungnya.
Diketahui, Seventeen menjadi korban tsunami Banten saat mengisi sebuah acara gathering sebuah parusahaan di kawasan wisata Tanjung Lesung.
Dari semua personel, hanya Ifan yang selamat.
https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/29/185604510/setahun-pasca-tsunami-banten-ifan-seventeen-masih-merinding-dengar