Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Wregas Bhanuteja, Sutradara Film Penyalin Cahaya

Sebagai informasi, Penyalin Cahaya merupakan debut penyutradaraan film panjang bagi Wregas.

Nama Wregas Bhanuteja sendiri sebenarnya sudah tak asing dengan prestasinya di dunia film.

Pria kelahiran 20 Oktober 1992 ini menjadi sutradara Indonesia pertama yang memenangkan penghargaan Cannes Film Festival.

Film pendeknya yang berjudul Prenjak memenangkan penghargaan Leica Cine Discovery Prize pada 2016.

Jauh sebelum Prenjak menang di Cannes, Wregas sudah menghasilkan beberapa film pendek lain.

Film pertama yang dibuatnya adalah Senyawa yang dirilis pada 2012 dengan menggunakan film seluloid 16 mm.

Namanya semakin dikenal setelah Lemantun, tugas akhirnya di Institut Kesenian Jakarta, meraih beberapa penghargaan sebagai film pendek terbaik.

Film yang bercerita tentang lemari warisan ini menyuguhkan kesederhanaan dan kehangatan dengan balutan drama keluarga.

Setelah Lemantun, Wregas Bhanuteja kemudian merilis film Lembusura yang masuk seleksi di Berlin International Film Festival 2015.

Pada festival itu, Wregas yang masih berusia 22 tahun dinobatkan sebagai sutradara termuda yang ikut berkompetisi.

Tak ingin berhenti berkarya, Wregas Bhanuteja kemudian merilis The Floating Chopin pada tahun 2015 yang merupakan interpretasi dari lagu Chopi Larung oleh band Guruh Gipsy (Guruh Soekarnoputra).

Pada 2019 Wregas untuk pertama kalinya ikut berkompetisi di ajang Busan International Film Festival.

Ia masuk bersama film pendek barunya yang bertajuk Tak Ada Yang Gila di Kota Ini.

Film tersebut terpilih untuk mengikuti kompetisi Wide Angle: Asian Short Film Competition. Film ini merupakan adaptasi dari cerita pendek berjudul sama karya Eka Kurniawan.

Tak Ada Yang Gila di Kota Ini menceritakan kisah Marwan (Oka Antara) yang diperintahkan untuk mengasingkan orang-orang dengan gangguan kejiwaan ke hutan.

Deretan prestasi tersebut membuat Penyalin Cahaya menjadi salah satu film yang paling dinantikan perilisannya di Indonesia.

Selain karena berhasil masuk di Busan International Film Festival, film ini juga mendominasi FFI dengan 17 nominasi, termasuk kategori Sutradara Terbaik dan Penulis Naskah Asli Terbaik untuk Wregas.

Pada Rabu (10/11/2021), Wregas dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik dan menyabet Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2021.

Filmnya, Penyalin Cahaya, juga menang Film Cerita Panjang Terbaik.

Bahkan, memborong 12 Piala Citra, termasuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

https://entertainment.kompas.com/read/2021/10/11/131615866/profil-wregas-bhanuteja-sutradara-film-penyalin-cahaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke