Dengan beragamnya konten, kreator kreatif nan lucu pun bermunculan dan membawa mereka pada popularitas.
Sebenarnya TikTok bukan media sosial pendatang baru di jagat internet.
Rilis
TikTok dirilis oleh perusahaan ByteDance di China pada September 2016.
Di China aplikasi video pendek ini bernama Douyin.
Tahun 2017 aplikasi ini baru diuncurkan untuk ponsel iOS dan Android.
Faktor pesat
Sempat dianggap sebagai aplikasi alay dan ecek-ecek, TikTok mendadak menjadi mainan favorit banyak orang di masa pandemi yang dimulai tahun 2020.
Ada beberapa faktor pesatnya perkembangan TikTok yang Kompas.com coba himpun dari sejumlah sumber.
Tembok pembatas di TikTok antara menjadi kreator dan penikmat video hampir tidak ada, tidak seperti di YouTube.
Di TikTok, warganet dapat dengan bebas menggunakan lagu apapun tanpa takut terkena copyright. Juga di aplikasi ini tidak ada iklan berseliweran seperti pada Facebook dan Instagram.
Tak bisa dipungkiri TikTok digemari remaja dan anak muda karena dipakai untuk berjoget mengikuti dance challenge ataupun sekadar membuat koreografi kreasi sendiri yang disatukan ke lagu-lagu viral.
For Your Page (FYP) merupakan fitur kekuatan TikTok. Pengguna baru akan melihat tampilan FYP ketika membuka aplikasi tersebut.
Bahkan saat Anda tidak mengikuti akun satu pun, FYP Anda akan terisi dengan aliran video pendek tanpa akhir yang diambil dari apa yang populer di TikTok, dari segala bidang.
Jadi, tanpa teman atau pengikut pengguna TikTok tidak akan kesepian.
Pihak TikTok mengatakan rekomendasi FYP didasaekan pada faktor video yang Anda sukai atau bagikan, akun yang diikuti, komentar yang ditulis, dan konten yang dibuat.
Algoritma TikTok tidak seperti algoritma lawas. TikTok tidak hanya menunggu pengguna menunjukkan video yang mereka berikan tanda suka atau video yang dipilih pengguna untuk dilihat.
Justru, TikTok secara aktif menguji prediksinya sendiri, bereksperimen dengan menampilkan video yang menurutnya menyenangkan dan mengukur responsnya.
Setiap pengguna memiliki peluang akan ketenaran global. Walaupun jika Anda tidak memiliki pengikut sama sekali.
Pengguna TikTok mengedepankan konten otentik, konten yang apa adanya, yang penting asli dari kreator tersebut, dan itu mungkin justru akan menjadi ciri khasnya.
Tak perlu terlihat sempurna, bahkan jika konten Anda mengusik emosi penonton lainnya, Anda mungkin justru akan viral dalam sisi positif.
https://entertainment.kompas.com/read/2022/12/13/184327766/tiktok-rilis-tahun-berapa-dan-bagaimana-bisa-berkembang-pesat