Buku dengan 356 halaman ini digagas atas kerja sama Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dan Mowilex ini menceritakan perjalanan karya 20 seniman mural Indonesia.
Para seniman tersebut adalah Anagard, Apotik Komik, Andy Rharharha, Bayu Widodo, Bujangan Urban, Darbotz, Eko Nugroho, Emus Larmawata, Farid Stevy, dan Farhan Siki.
Selain itu ada juga Geger Boyo, Komunitas Pojok, Media Legal, Marishka Sukarna, Popok Tri Wahyudi, Sinta Tantra, Stereoflow, The Popo, Taring Padi, dan Wild Drawing.
Editor Kepustakaan Populer Gramedia, Candra Gautama dalam konferensi pers pada Senin (31/7/2023) mengatakan pemilihan 20 seniman mural ini sebagai langkah awal dan berharap bisa berlanjut mengisahkan seniman mural Indonesia yang jumlahnya ratusan.
Candra juga berusaha membagi komposisi senimal mural laki-laki dan perempuan yang diceritakan sama rata.
"Ternyata tidak mudah mencari muralis perempuan yang siap diajak ngobrol panjang tentang dirinya sendiri saat itu," kata Candra Gautama, di Museum MACAN, Jakarta Barat, Senin.
Buku ini ditulis dengan pendekatan jurnalistik oleh Seno Joko Suyono, Hilmi Faiq, dan Samuel Indratman selama sekitar setahun dari mulai riset hingga rampung.
President Director PT Mowilex Indonesia, Niko Safavi mengatakan perusahaannya menemukan jejak bahwa produk mereka sering digunakan oleh para seniman mural di Indonesia dalam membuat karya.
Untuk itu, mereka merasa perlu memberikan apresiasi kepada para seniman.
"Buku ini sama sekali bukan tentang Mowilex, tetapi apresiasi terhadap para seniman," kata Niko Safavi menegaskan.
Untuk saat ini cetakan buku Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists masih untuk kalangan terbatas.
Yang ingin membaca buku ini bisa membuka e-book di situs resmi Mowilex.com.
Tidak menutup kemungkinan buku ini akan dijual untuk masyarakat umum ke depannya.
https://entertainment.kompas.com/read/2023/07/31/185304366/buku-crossing-the-wall-the-stories-of-20-indonesian-muralists