Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyalamak di Laut, Sebuah Kisah dari Balanipah

Kompas.com - 10/01/2008, 17:27 WIB

Maka, setelah upacara itu dilaksanakan, wabah penyakit pun sirna dari wilayah Mandar. Nah, semenjak itulah, tradisi ini selalu dilaksanakan, terutama jika ada wabah penyakit atau kesulitan hidup menelikung suku yang berasal dari tanah Sulawesi Selatan itu.

Cuma kini, kata Abas, upacara laut ini tak bisa secara rutin dilaksanakan. "Kalau nggak ada bantuan dari pemerintah, mana kuat kami menanggung biayanya," ujar Abas seraya menyebut angka Rp35 juta untuk sekali upacara.

Upacara Nyalamak

Inti dari semua kegiatan selamatan laut (nyalamak di Laut) adalah Malagak Tikolok (membuang kepala kerbau) ke dalam laut, tepatnya di atas gugusan batu di tengah laut tempat menghilangnya Punggawa Rattung, terletak di depan pelabuhan desa Tanjung Luar, depan Dermaga TPI, berjarak sekitar 100 m dari pinggir pantai. Namun sebelum acara inti ini dilakukan, terlebih dahulu dilakukan musyawarah adat untuk menentukan beberapa hal.

Rangkaian kegiatan demi kegiatan pada acara Malagak Tikolok
Tahap-tahap Malagak Tikolok
1. Tiga hari sebelum dilakukan acara Malagak Tikolok (buang kepala kerbau) terlebih dahulu dipasang tanda-tanda berupa 4 (empat) buah bendera di sekitar lokasi acara, masing-masing arah mata angin (utara, selatan, timur dan barat)
2. Tiga hari pada waktu yang bersamaan, Sandro lainnya memimpin arak-arakan keliling desa Tanjung Luar sambil ngeririk kerbau    (menggeret kerbau) diikuti oleh 7 (tujuh) orang bone-bone, 7 (tujuh) orang anak laki-laki di bawah umur sambil membawa ula-ula (bahan-bahan upacara selengkapnya) diiringi oleh tabuhan Sarone. Susunan barisan pada saat melakukan arak-arakan tersebut adalah: kerbau yang sudah dihias berada di depan, diikuti oleh barisan Sandro dikawal oleh Panggalatik, kemudian barisan bone-bone, lalu barisan anak-anak dan terakhir barisan pasarone.
3. Malam hari puncak acara, dilakukan penyembelihan kerbau, badan dengan kepala dipisahkan, kepala kerbau yang menjadikan       persembahan diletakkan diatas rakit bersama dengan perlengkapan-perlengkapan upacara lainnya.
4. Keesokan harinya, barulah acara Malagak Tikolok dilaksanakan, yang sebelumnya semua perahu yang ada di Desa Tangjung Luar pada hari itu diharuskan keluar pantai, berkumpul untuk mengiringi dari belakang rakit yang membawa perlengkapan upacara tersebut tanpa satu pun boleh mendahului.
5. Setelah iring-iringan sampai di lokasi Malagak Tikolok, beberapa saat kemudian oleh Sandro, kepala kerbau diceburkan ke dalam laut diikuti sorak sorai orang-orang yang ikut menyaksikan acara ini seraya melakukan siram-siraman dengan menggunakan air laut diiringi oleh tabuh-tabuhan Sarone dan yang lainnya.
6. Setelah acara Malagak Cikolok selesai, untuk menghormati acara ini, semua nelayan selama 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam tidak diperkenankan turun menangkap ikan ke laut, kalau ternyata ada nelayan yang nekad melanggar ketentuan ini, oleh Ketua Adat diberikan sanksi berupa denda, penyitaan barang hasil tangkapan sesuai dengan ketetapan awiq-awiq desa.
7. Setelah itu, pada hari keempat, Sandro membuka laut dan para nelayan seperti biasa menangkap ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau