Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipertemukan, Ryan dan Noval Berciuman

Kompas.com - 29/07/2008, 10:13 WIB

SURABAYA, SELASA - Terungkapnya lebih banyak korban pembunuhan Very Idham Henyansyah alias Ryan tak lepas dari manuver polisi untuk mengorek keterangan dari penjagal manusia asal Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang, itu. Manuver itu adalah menghadirkan Noval Andreas, lelaki yang selama ini menjadi pacar Ryan (30). Karena itu, kini amat jarang tampak kesedihan di wajah Ryan (30) selama berada di ruang penyidik Polda Jatim.

Kedatangan kembali Ryan pada Minggu (27/7) sore lalu ke Polda lebih banyak menebar senyum dibandingkan dengan saat pertama ia digelandang ke Polda Jatim pada 20 Juli lalu dari Jakarta. “Ia (Ryan) sekarang terlihat lebih tenang,” ujar seorang penyidik Ditreskrim Polda Jatim, Senin (28/7).

Perasaan lebih nyaman menghadapi penyidikan itu lantaran Ryan memang tak lagi sendiri menghadapi cecaran pertanyaan aparat kepolisian. Ikut hadirnya Noval juga atas permintaan Ryan.

Ia berjanji akan mengungkapkan lagi para korban yang telah dikubur di pekarangan rumahnya di Jombang asal didampingi pacarnya yang tercatat sebagai karyawan Dinas Imigrasi di Jakarta itu. “Noval belum terkait perkara di sini (Jombang). Ia hanya ikut terlibat saat Ryan membunuh korbannya, Heri Santoso, di Jakarta. Noval menerima ponsel korban, setelah dimutilasi Ryan,” ujar penyidik itu.

Setiba di Polda Jatim pada Minggu (27/7) sore, dengan penuh kasih sayang Noval mendampingi Ryan di ruang penyidikan. Keduanya terlihat mesra layaknya sepasang kekasih. Kadang-kadang Ryan menggelayut manja di tubuh Noval. Bahkan, saat makan, Ryan yang tangannya diborgol, minta disuapi oleh Noval. Keduanya baru digiring ke sel Polda sekitar pukul 23.45. Ryan dan Noval ditempatkan dalam sel terpisah, tapi saling berhadapan.

Sekitar pukul 07.30 kemarin, Ryan dan Noval dibawa ke Jombang untuk menunjukkan lokasi korban-korban lainnya. Ada yang menarik saat Noval diberi kesempatan berduaan dengan Ryan di sebuah kamar di rumah orangtua Ryan di Jombang, sebelum Ryan diminta menunjukkan lokasi penguburan mayat korban-korbannya.

Sekitar 20 menit, ditemani beberapa petugas yang berjaga dari jarak agak jauh, kedua laki-laki yang saling jatuh cinta itu sama-sama menangis, saling berbisik. Entah apa yang ada di hati mereka masing-masing, entah apa yang saling dibisikkan keduanya.

Dalam kesempatan itu, keduanya meski dengan tangan masih terborgol, kemudian saling mendekatkan wajah, berciuman. Tak hanya cium pipi kanan dan pipi kiri, melainkan juga cium bibir. Beberapa saat keduanya saling melumat bibir lawan, sembari air matanya terus meleleh di pipi mereka. “Polisi memang sengaja membiarkan mereka lebih rileks dan santai agar Ryan mau menunjukkan lokasi kuburan korbannya,” kata sumber di polisi.

Setelah membongkar enam kuburan korban di pekarangan rumahnya di Jombang, Ryan dan Noval kembali diboyong ke Polda Jatim. Keduanya tiba sekitar pukul 18.30 dan langsung dimasukkan kembali ke ruang penyidik.

Seperti sebelumnya, penggalian kemarin ditonton oleh ribuan orang yang ingin mengetahui dari dekat sosok Ryan dan Noval. Meski TKP, rumah Ryan, telah dipagari bambu di sekelilingnya, ribuan orang yang berusaha mendekat akhirnya membuat pagar itu rusak.

Para penonton yang tak kebagian tempat di dekat TKP berusaha memanjat pohon, termasuk pohon bambu yang banyak tumbuh di belakang rumah Ryan. Sejumlah orang kemudian terlihat terjatuh dari pohon dan luka meski tak ada yang parah. Keramaian di TKP itu juga membuat leluasa para pencopet beraksi. Beberapa berhasil ditangkap dan kemudian dihajar massa. (TJA/DOS/ST8/IIT/K2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau