Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecambah Impor Banjiri Sumut

Kompas.com - 03/08/2008, 19:43 WIB

MEDAN, MINGGU - Kecambah kelapa sawit dari Malaysia , Kostarika, dan Papua New Guinea masuk Sumatera Utara. Masuknya kecambah impor itu lantaran permintaan kecambah berkualitas melonjak tinggi seiring dengan pembukaan lahan dan penanam kembali lahan lama. Sedangkan kemampuan produksi produsen kecambah dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan pasar.  

"Para pengusaha tidak punya banyak pilihan. Sebagian dari mereka mendatangkan kecambah impor. Permintaan dalam negeri sangat banyak. Sementara pemenuhan kecambah harus antre terlebih dahulu," tutur Sekretaris I Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumut Timbas Ginting, Minggu (3/8) di Medan.

Timbas menuturkan sebagian kecambah impor yang masuk ke Sumut ilegal. Peredaran kecambah impor ilegal itu paling banyak di Kabupaten Labuhan Batu. Di daerah ini, sebelumnya tidak pernah dijumpai pembibitan kelapa sawit. Namun belakangan terdapat banyak pembibitan mendadak.

"Saya yakin kecambah yang ada di sana itu ilegal asal Malaysia," katanya. Timbas mengatakan sebagian pengusaha kelapa sawit memilih membeli kecambah impor ilegal karena pengurusan kecambah bersertifikat impor susah. Mekanismenya pembelian secara resmi tidak mudah.

Akibat krisis kecambah bersertifikat ini terjadi lonjakan harga yang luar biasa. Kecambah produksi perusahaan perkebunan swasta nasional bisa mencapai Rp 12.000 per biji. Padahal, kecambah produksi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkisar antara Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per biji.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau