Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ERK, Band dengan Pernyataan Politik

Kompas.com - 07/09/2008, 03:00 WIB

Apakah ERK akan menjadi seperti mereka? Waktu yang akan menentukan. Yang jelas, popularitas ERK yang tumbuh dalam tradisi indie baru mencakup khalayak terbatas, terutama anak-anak SMP, SMA, dan mahasiswa.

Ragu-ragu

ERK secara resmi dibentuk tahun 2003 oleh Cholil (vokal), Akbar Bagus Sudibyo (32), dan Adrian Yunan Faisal (32), meskipun cikal bakal band ini sudah ada tahun 2001. Nama ERK diambil dari judul lagu Efek Rumah Kaca yang bercerita soal ozon yang kian tipis.

Awalnya, kata Cholil, mereka bermusik sekadar menyalurkan hobi. ”Kami serius membuat lagu, tetapi selalu ragu untuk merekam,” ujar Cholil.

Hingga suatu ketika ERK bertemu dengan Harlan. Harlan-lah yang meyakinkan bahwa lagu-lagu ERK bagus. ”Sejak mendengar demo albumnya saya tahu lagu mereka bagus,” kata Harlan, yang sekarang menjadi manajer ERK.

Singkat kata, September 2007, ERK merilis album penuh pertamanya, Self Titled, di bawah label indie Paviliun. Tidak diduga, album itu mendapat sambutan baik, terjual 4.000 hingga 5.000 keping. Ini adalah jumlah penjualan yang bagus untuk band indie.

Di luar penjualan album, ERK sering diminta tampil dalam pergelaran musik. Sekarang rata-rata ERK konser enam kali sebulan dengan tarif sekali manggung Rp 0 alias gratis hingga Rp 13 juta. ”Kami bahkan pernah konser 15 kali sebulan,” kata Cholil.

Meski demikian, para personel ERK masih ragu apakah bermusik bisa menjamin hidup mereka. Itu yang membuat para personel tetap bekerja di samping bermusik.

Cholil bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan swasta, Adrian (32) bekerja sebagai teknisi di laboratorium fisika, sedangkan Akbar bekerja sebagai musisi profesional di hotel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com