Aa Deda mengatakan, tahun 2004 lalu Aa Gym membubarkan salah satu perusahaannya yaitu MQNet. "Tapi setelah itu tidak ada lagi (perusahaan yang dibubarkan). Perusahaan-
perusahaan yang lain seperti MQ S (penerbitan) dan MQ Multimedia (production house) masih berjalan dengan baik. Tidak ada perusahaan yang akan dibubarkan lagi," paparnya.
Aa Dida menuturkan, pembubaran semua perusahaan yang dibentuk Aa Gym hanya isu semata. "Alhamdulillah perusahaan yang lain masih berjalan," katanya.
Menurut Dudung, pada saat masa jaya, MQTV memiliki jumlah karyawan sampai 90 orang. Dari jumlah itu kemudian menyusut menjadi 83, dan berkurang lagi menjadi 63. "Lalu dari 63 ini, kami PHK 60 orang," ujarnya.
Menurutnya, PHK dilakukan untuk efisiensi perusahaan, karena bisnis MQTV sedang menurun. "TV muslim yang kami gunakan sebagai televisi publik ternyata kurang mendapatkan respons," tuturnya.
Ke depan, kata dia, MQTV akan dikembangkan menjadi TV dengan segmen yang luas. "Sekarang terlalu segmentif. Tetapi kita tetap sebagai televisi muslim, tapi nanti program siarannya akan kita efisiensikan. Kita juga akan libatkan masyarakat atau pemirsa yang memiliki program siaran untuk menayangkannya di MQTV," tutur Dudung.
Tak hanya itu, perusahaan pun akan melakukan efisiensi sumber daya manusia (SDM). "Kami nantinya akan melibatkan pekerja outsourcing," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.