BANDUNG, KAMIS — Jajaran Polresta Bandung Barat menembak mati dua dari enam anggota perampok yang akan beraksi di RT 06 RW 04 Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Bandung, Kamis (27/11).
Mereka adalah kawanan perampok yang juga menyatroni pabrik kertas di Babakan Ciparay. Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung Kombes I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, saat petugas tengah beroperasi, mereka melihat gerak-gerik empat orang yang mencurigakan di depan rumah seorang dokter, dr Primal Sudjana (53), di Kompleks Perumahan TNI Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong.
Dua anggota perampok, Ahmad Sudjono dan Jajang Bilaweni, bahkan sudah memasuki pekarangan rumah dengan membawa golok dan linggis. Keduanya melawan saat hendak disergap polisi. Saat itulah polisi melepaskan tembakan yang mengenai dada kanan dan punggung mereka. Polisi juga menembak kaki kanan Daman, anggota perampok. Jajang dan Jono tewas saat hendak dibawa ke rumah sakit.
Kediaman dokter yang menjadi anggota tim dokter penanganan flu burung di RS Hasan Sadikin ini mempunyai gerbang berlapis. Gerbang pertama langsung berbatasan dengan jalan dan gerbang kedua sebagai pintu masuk ke halaman rumah yang dipergunakan untuk garasi.
Setiap harinya sekitar pukul 04.00 gerbang pertama dibuka untuk memudahkan loper menyimpan koran. Kesempatan inilah yang digunakan kawanan perampok memasuki kediaman Primal. Pada saat gerbang pertama sudah terbuka, Ahmad dan Jajang Bilaweni menyelinap masuk.
Akan tetapi, polisi mencium aksi mereka. Beberapa polisi melepas tembakan peringatan sekaligus memerintahkan dua lelaki bersenjata golok dan linggis itu menyerah. Namun Ahmad dan Jajang melawan, sehingga keduanya langsung dilumpuhkan dengan timah panas.
Para penghuni rumah menyangka bahwa suara letusan yang mereka dengar berasal dari petasan. ”Selesai salat Subuh, saya mendengar letusan sekitar tiga kali. Saya kira petasan. Begitu lihat ke bawah, ternyata sudah ramai,” kata Primal di Mapolresta Bandung Barat. Tentu saja dia kaget begitu mengetahui rumahnya disatroni perampok.
Dimas (32), penghuni lainnya, juga tak menyangka letusan yang didengarnya berasal dari senjata api. ”Pertama saya kira itu petasan. Pas lihat ke gerbang sudah ada dua orang yang tergeletak. Mereka bawa golok dan linggis,” ujarnya.
Ceceran darah di dekat gerbang masih terlihat hingga Kamis siang. ”Mereka melakukan perlawanan saat akan ditangkap,” kata Kapolwiltabes Bandung Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana didampingi Kapolresta Bandung Barat AKBP Pratikno.
Penangkapan kawanan garong itu didahului kecurigaan polisi yang berpatroli di daerah Sukasari. Anggota tim curiga melihat mobil Mitsubishi Colt T 120 SS bernomor polisi D 8115 BZ yang diparkir di depan kantor Telkom Gegerkalong. Saat mobil itu didekati, pengemudinya malah tancap gas.
Polisi melepaskan tembakan ke arah mobil. Total ada tiga peluru yang ditembakkan. Dua ke arah kaca depan dan satu ke ban depan sebelah kiri. Pengemudi mobil, yakni Daman, warga Garut, loncat ke luar. ”Polisi kemudian menembak kaki kanannya,” ujar Untung Yoga.
Dari keterangan Daman, polisi mengetahui ada lima temannya yang sedang beraksi di Jalan Pak Gatot I. Maka polisi langsung menyebar. Di depan rumah Primal, polisi mendapati dua lelaki tengah mencoba masuk ke halaman rumah. Polisi memberi tembakan peringatan, namun tak ditanggapi. Akhirnya peluru manghantam dada dan punggung dua pria bernama Ahmad dan Jajang itu sekaligus mengakhiri riwayat mereka.
Tak lama berselang, polisi menangkap Aep, warga Panjalu; Didin, warga Samarang, Garut; dan Dasep, warga Batujajar, Bandung, di sekitar lokasi penembakan. ”Mereka bertugas mengawasi keadaan,” ujar Untung Yoga.
Dari tangan para perampok itu, polisi menyita barang bukti di antaranya mobil Mitsubishi Colt T 120 SS, dua golok, satu linggis, satu pahat, satu lakban, tambang, obeng, dan tang. (Tribun Jabar/tat)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.