Apa sebenarnya nilai penting dari PPT? Sebagai acara Ramadhan, PPT memilih pendekatan siar agama yang tidak formalistik, tetapi pendekatan yang segar dan cenderung santai.
PPT mengajak orang memahami agama dari pengalaman hidup sehari-hari berbagai tokoh di dalamnya, seperti penjagal hewan dan marbot Bang Jack; tiga mantan narapidana: Chelsea, Barong, dan Juki; dua orang miskin: Udin Hansip dan Asrul; Pak Jalal yang kaya raya; Pak RW yang licik dan korup; bahkan Baha yang pemabuk.
Pesan-pesan agama pun bisa muncul dalam percakapan-percakapan ringan. Pada salah satu episode, misalnya, diceritakan, Pak RW dan dua pengikutnya menuntut Pak Jalal meminta maaf karena mendoakan Pak RW di depan toilet hotel di Mekkah, bukan di depan Kabah.
Pak Jalal memenuhi tuntutan Pak RW. Tetapi, Pak RW tidak serta-merta memberi maaf. Ustadz Ferry yang menjadi fasilitator mendesak Pak RW untuk memberi maaf dengan mengingatkan bahwa Allah saja maha pemaaf.
Pak RW langsung membalas, ”Allah juga maha pemberi.”
Lantas Pak RW pun meminta imbalan atas pemberian maafnya. Besarnya Rp 1,5 juta.
Di PPT tidak ada tokoh yang benar-benar sempurna. Semua tokoh memiliki sisi baik dan buruk. Bang Jack digambarkan bijak, tetapi kadang konyol. Pak Jalal cukup dermawan, tetapi suka pamer dan meledek orang. Bahkan Ustadz Ferry yang digambarkan bijak dan baik pemahaman agamanya ternyata juga harus terus-menerus sengaja menjaga penampilan.
Bukankah ini sangat manusiawi? Tidak seperti sinetron kebanyakan yang hanya berisi tokoh sangat jahat dan tokoh sangat baik.