Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti untuk Freddie Mercury

Kompas.com - 30/11/2009, 08:53 WIB

Budiarto Shambazy

Setelah 18 tahun tutup usia karena AIDS, kiprah dan jasa Freddie Mercury diabadikan oleh rakyat Feltham, kota kecil di pinggir London. Prasasti untuk Mercury yang diresmikan pada Selasa (24/11) itu diharapkan jadi inspirasi bagi etnis Asia yang bermukim di Inggris.

Mercury, vokalis band legendaris Queen, dikenang berkat penampilannya yang dramatis di panggung, mutu suara yang nyaris sempurna, dan hit-hit yang dramatis seperti ”Bohemian Rhapsody”, ”Don’t Stop Me Now”, dan ”We are the Champions”. Namun, sedikit orang yang tahu bahwa ia remaja pemalu yang beremigrasi dari India melalui Zanzibar. Ia besar di Feltham, ”kota asrama” yang kini bangga dengan legasi yang ditinggalkan Mercury.

Pengukuhan prasasti dilakukan oleh ibunya yang berusia 87 tahun, Jer Bulsara, dan sahabat Mercury yang juga gitaris Queen, Brian May, yang juga besar di Feltham. Prasasti berupa pualam putih dibangun di sebuah pusat perbelanjaan. ”Saya Jer Bulsara dan Freddie putra saya,” kata sang ibu di hadapan sekitar 2.000 tamu. ”Datang ke Inggris tahun 1964 membuka peluang baginya untuk mengembangkan talenta dan ambisinya,” sambung Busara.

”Feltham rumah pertama dia di Inggris setelah kami tiba dari Zanzibar. Di kota inilah dia memulai eksplorasi masa depan musiknya,” ujar Jer Bulsara lagi. Mercury lahir dengan nama Farrokh Bulsara di Zanzibar (Afrika), yang kini menjadi bagian dari Tanzania, tahun 1946. Keluarganya berasal dari etnis Zoroaster Persia, yang bermukim di Gujarat, India. Mercury sempat sekolah di India sebelum keluarganya pindah ke Zanzibar tahun 1964.

Saat emigrasi ke Feltham, Mercury berusia 17 tahun. Selain berpredikat ”kota asrama”, Feltham yang terletak di barat London itu merupakan pusat perdagangan yang disesaki oleh gudang-gudang besar. Keluarga Mercury pindah dari Zanzibar untuk menghindari revolusi. ”Kami memang berencana pindah dan Freddie amat tertarik ke Inggris. Ia membaca buku dan majalah tentang Inggris dan bilang kepada saya, ’Ibu, kita pindah ke Inggris saja’. Putri saya yang adik Freddie saat itu baru berusia 10 tahun,” tutur ibunya.

Adik Mercury, Kashmira Cooke, mengatakan, mereka sangat senang ketika tiba di Feltham. ”Kami juga waswas karena harus menyesuaikan diri dengan sekolah baru, teman- teman baru, gaya hidup baru. Freddie merasa ia bisa mencapai tujuan hidupnya di sini, sementara Zanzibar cuma sekadar pulau tempat liburan. Ia amat bersemangat tatkala memulai hidup baru di sini,” ujar Cooke.

Ketika masuk Feltham, Mercury masih seperti murid sekolah dari India yang formal. Namun, perlahan-lahan ia mengubah cara berpakaian dan membiarkan rambutnya sampai gondrong sekali. Sementara May mengenang bagaimana Mercury pada awalnya berpenampilan aneh untuk ukuran remaja Feltham, kota yang 17 persen penduduknya kini keturunan India. Salah satu bintang musik keturunan India dari Feltham adalah Jay Sean yang lagunya, ”Down”, menyodok ke tangga lagu di Amerika Serikat.

Lord Karan Bilimoria, tokoh India yang juga berasal dari etnis Zoroaster Persia, mengatakan, sukses Mercury merupakan contoh dari sukses industri musik Inggris. ”Dulu sukar menembus dominasi bagi etnis-etnis lain, tetapi Freddie Mercury berhasil menembusnya dan kini Feltham menjadi teladan multikulturalisme serta kesempatan merata yang ditawarkan oleh Inggris,” ujar Lord Karan.

Kini penduduk Feltham berharap sukses Mercury menjadi inspirasi bagi artis-artis keturunan India seperti Sean. ”Freddie merupakan ikon, ia pelopor keturunan India yang sukses di dunia rock. Jerih payah dia besar dan walaupun pada awalnya sukar, ia berhasil menjadi artis sukses,” kata anggota DPRD, Paul Jabbal. ”Sekarang banyak artis muda yang mulai berkiprah dan saya tak ragu akan banyak ’Freddie Mercury’ baru pada masa mendatang,” lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com