Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti untuk Freddie Mercury

Kompas.com - 30/11/2009, 08:53 WIB

”Prasasti ini memiliki daya tarik. Para remaja akan datang dan menyaksikan sekaligus mengagumi prasasti ini. Mereka akan bilang, ’Freddie bisa melakukannya, kita juga bisa’. Prasasti ini inspirasi besar. Feltham bukan kota yang glamor dulu maupun sekarang dan menurut saya kita tetap bangga dengan kota kita,” kata May. ”Kita mengira jasa Freddie cuma dikenang sesaat, tetapi ternyata berkesinambungan dan dunia ikut menikmatinya,” ujar Jer Bulsara.

Bukan tipe pengembara

Sejak kecil Mercury terbiasa mendengar musik India, musik rakyat, dan musik Inggris. Dia selalu menyanyi ketika mendengarkan piringan hitam (PH) koleksi orangtuanya dan selalu diminta menyanyi tiap ada pesta keluarga. Ayah Mercury, Bomi Bulsara, yang bekerja sebagai petugas pengadilan di Zanzibar, menyekolahkan putranya ke Ealing College of Art untuk belajar musik.

Mercury terbiasa mengucapkan kata ”darling” kepada lawan bicaranya. Kalimat terkenalnya yang sering diucapkan dan akrab di telinga wartawan adalah ”Darling, yang saya inginkan dalam hidup adalah menghasilkan banyak uang dan menghabiskannya”.

Hanya sedikit orang yang kenal dekat dengan Mercury dan dari pengakuan beberapa sahabatnya, ia termasuk pemarah.

Suatu kali ia tiba-tiba masuk kamar hias dan melemparkan setrika ke cermin yang pecah berantakan karena terjadi kesalahan teknis di panggung konser Queen malam itu. Bagi dia, kesempurnaan di panggung hal mutlak yang tak bisa ditawar. ”Setiap orang mau menjalin hubungan baik hanya untuk saling menyenangkan. Kalau saya orang cuek, mendingan pulang saja daripada basa-basi,” kata Mercury.

Mercury, pribadi flamboyan yang bukan tipe pengembara, mencoba semua rahasia dunia seperti umumnya bintang rock karena ia sendiri terlalu banyak rahasia. Sampai sekarang tempat penyimpanan abu jenazah Mercury masih dirahasiakan. ”Tiba-tiba suatu hari Minggu setelah makan siang dia bilang, ’Saya tahu di mana kamu akan menyimpan abu saya, tetapi saya tidak mau ada orang yang tahu. Saya tak mau abu saya digali. Saya ingin istirahat dengan tenang’,” ungkap Mary Austin, pacar sekaligus sahabat Mercury.

Kepada Austin, Mercury mengaku ia homoseksual. Austin yang enam tahun jadi pacar Mercury membuka rahasianya. Dan, Austin-lah yang merawat Mercury sampai meninggal pada 24 November 1991. Ia menjadi satu-satunya saksi ketika Mercury mulai buta, tubuhnya lemah hingga tak mampu lagi bangun dari tempat tidur. Dia tak mau lagi menjalani perawatan medis dan mengaku sudah berani menghadapi kematian.

”Freddie memutuskan mengakhiri pengobatan, memilih waktu kematiannya sendiri. Dia tahu sakratulmaut setiap saat akan menjemput. Tiba-tiba dia berkata, ’Saya putuskan sudah saatnya pergi’. Dia meninggal dunia dalam damai dengan senyum,” sambung Austin yang masih berusia 19 tahun ketika dikenalkan Mercury melalui May. Saat itu May dan Mercury sedang mendiskusikan nama band yang baru dibentuk.

Mercury sejak awal ingin menamainya Queen, May lebih suka Built Your Own Boat. Mereka langsung saling jatuh cinta dan hidup bersama. ”Kami masih miskin dan harus berbagi kamar mandi dan dapur dengan pasangan lain,” kata Austin. Setelah pindah ke rumah lain, tak lama kemudian Queen meledak dengan hit ”Bohemian Rhapsody”. Dan, setelah Mercury jadi bintang, Austin merasa tercampak karena pasangannya itu mempunyai banyak pacar lelaki.

Pacar terdekat Mercury adalah bekas penata rambutnya, Jim Hutton. Mercury tertular HIV tujuh tahun sebelum meninggal dunia dan Austin diwarisi 50 persen dari kekayaan Mercury yang ketika itu ditaksir bernilai sekitar 10 juta poundsterling, belum termasuk penghasilan tambahan dari kontrak- kontrak musik pribadi serta atas nama Queen yang nilainya tidak terkirakan. Sementara untuk keluarganya, Mercury mewariskan 25 persen dari kekayaannya. (AFP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com