Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamil di Luar Kandungan Bisa Berujung Kematian

Kompas.com - 27/01/2010, 16:07 WIB

KOMPAS.com - Kehamilan yang terjadi di luar kandungan dalam istilah medis disebut kehamilan ektopik. Kondisi ini terjadi bila telur yang dibuahi melekat dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri atau rahim. Kehamilan ini harus segera dihentikan agar tidak membahayakan nyawa sang ibu.

Kehamilan ektopik berbeda dengan kehamilan ekstra uterin. Kehamilan ekstra uterin terjadi di luar kavum uteri, tetapi masih di dalam rahim. Meski demikian, kehamilan ekstra uterin juga dikatakan bersifat ektopik.

Jika melihat lokasinya, sekitar 95-98 persen kehamilan ektopik berada di tuba. Sisanya terjadi di rahim, ovarium (indung telur), rongga perut primer dan sekunder, serta kehamilan kombinasi. Disebut kehamilan kombinasi kala kehamilan ektopik dan intra uterin terjadi secara bersamaan.

Kehamilan ektopik terutama terjadi akibat adanya gangguan transportasi sel telur yang telah dibuahi dari saluran tuba (tuba falopi) ke rongga rahim, selain juga adanya kelainan ovum yang dibuahi.

Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 50 kehamilan dan merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu pada triwulan pertama kehamilan. Minimnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui adanya kehamilan ektopik menjadi penyumbang besarnya angka kematian ibu.

Karena itu, bila seorang ibu mengalami kehamilan ektopik, harus cepat diakhiri mengingat besarnya risiko yang harus ditanggung. Bila telur tetap tumbuh dan besar di saluran tuba, suatu saat tuba akan pecah dan bisa menyebabkan perdarahan hebat, dan berujung pada kematian.

Mirip hamil normal
Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik, meskipun kehamilan ini bisa saja dialami wanita tanpa faktor risiko. Faktor tersebut di antaranya adalah gangguan transportasi hasil konsepsi, kelainan hormonal, dan penyebab yang masih diperdebatkan.

Gangguan transportasi hasil konsepsi bisa karena radang panggul, penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, penyempitan lumen tuba akibat tumor, tindakan operasi pada tuba pasca bedah mikro, serta kejadian abortus maupun keguguran.

Kelainan hormon bisa muncul akibat induksi ovulasi, in vitro fertilisasi, masa subur yang telat, dan transportasi ovum. Sementara untuk penyebab yang masih diperdebatkan adalah endometriosis, cacat bawaan, kelainan kromosom, kualitas sperma yang tidak prima.

Gejala kehamilan ektopik yang belum terganggu bisa seperti kehamilan nomial, yaitu terlambat haid, mual, morning sickness, dan lainnya. Bila dilakukan pemeriksaan fisik akan didapati rahim yang rnernbesar dan tumor di perut. Juga muncul trias klasik, yakni tidak dapat haid, perdarahan per vaginam, dan nyeri perut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com