Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlanjut, Demo Buruh Kontrak di Pertamina

Kompas.com - 19/03/2010, 15:29 WIB

INDRAMAYU, KOMPAS.com — Ratusan buruh kontrak Pertamina di Indramayu berunjuk rasa untuk ketiga kalinya. Demo ini terjadi selama tiga hari berturut-turut sejak Rabu (17/3/2010) hingga Jumat ini. Dialog yang mempertemukan perwakilan Pertamina dari pusat ini belum membuahkan hasil sesuai keinginan para buruh kontrak.

Unjuk rasa hari ketiga dimulai sekitar pukul 09.00 dan dilakukan di lokasi yang sama, yakni di sekitar jalan masuk terminal pengumpulan minyak mentah Pertamina EP dan terminal pengisian elpiji di Jalan Raya Balongan, Indramayu. Sesuai rencana, pada hari ketiga akan ada dialog antara perwakilan buruh dan pihak Pertamina pusat untuk membahas tuntutan buruh kontrak.

Sayangnya, tuntutan yang diajukan belum disetujui karena Pertamina belum mampu. Bahkan, pihak yang datang berdialog bukanlah pengambil kebijakan sehingga tuntutan itu hanya ditampung. Demikian menurut Sudianto, perwakilan buruh yang bekerja di Pertamina EP Mundu. "Tuntutan kami hanya ditampung saja. Itu percuma saja, tidak ada hasilnya," tambah Sudianto.

Setidaknya, terdapat lebih dari 500 buruh kontrak Pertamina pada tiga sektor usaha Pertamina yang menggantungkan nasibnya pada hasil diskusi itu. Mereka menuntut kenaikan upah yang disesuaikan dengan ketentuan upah sektor migas. Selama ini, upah yang diberikan masih mengacu pada upah minimum kabupaten (UMK) Indramayu, Rp 854.145 per bulan.

Bahkan, menurut Mohamad Jaka selaku buruh di bagian operator Stasiun Pengisian LPG di Balongan, ada buruh yang diupah antara Rp 600.000 dan Rp 700.000 per bulan. Tidak hanya itu, beberapa buruh juga tidak dibuatkan kontrak kerja sehingga keselamatan kerjanya tidak dijamin.

Tak adanya hasil kesepakatan membuat buruh kecewa sehingga mereka melanjutkan unjuk rasanya sampai pukul 13.30. Selanjutnya, sebagian buruh kembali. Adapun yang lain bertahan dan berencana menginap. Selama berdemo, puluhan truk pengangkut minyak mentah dan truk yang membawa tabung elpiji kosong tidak bisa masuk ke terminal pengisian.

Menurut Asisten Manajer Humas Pertamina EP, Dian Hapsari, tidak ada pekerjaan yang terbengkalai akibat unjuk ini karena ada buruh dan karyawan pengganti selama buruh-buruh kontrak berunjuk rasa. "Saat ini kami hanya bisa menampung aspirasi buruh karena keputusan untuk menaikkan upah mereka merupakan kebijakan perusahaan di kantor pusat," ungkap Hapsari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau