Seusai Priya menggunting benang, giliran Ardie meminta restu kepada Aburizal. "Pa, seperti kemarin Ardie sudah utarakan, besok Ardie mau menikah dan alhamdulillah sudah direstui calon wali," ujar Ardie kepada Aburizal. Mendengar permintaan Ardie, Aburizal berujar, "Alhamdulillah, dari dulu sampai sekarang kami merawat Ardie dan alhamdulillah sudah direstui calon wali tadi. Semoga dalam hidup nanti bisa menjalani hidup yang up and down dan sabar menjalani hidup ini." Tekan Aburizal, "Karenanya, Papa merestui Ardie menikah dengan Nia."
Tati pun merestui Ardie. "Mama merestui pernikahan Ardie dengan Nia. Semoga Ardie bisa hidup bahagia, rukun, dan damai. Semoga semua berjalan lancar," ucap Tati sebelum Aburizal menggunting benang yang sama.
Wejangan lalu diutarakan oleh pangeyeuk kepada kedua calon mempelai. "Kain putih sebagai tanda kesucian, di dalamnya ada pakaian putih yang menyimbolkan sebagai pakaian yang hendak dipakai," katanya.
Dipandu pangeyeuk, Ardie dan Nia menggotong sebuah kotak dengan kain sarung ke kamar pengantin serta membuka keranjang berisi buah-buahan dan kue-kue sebagai simbol suami yang menunjang hidup keluarga dan sebagai simbol berkah keturunan.
Ardie dan Nia juga diminta untuk melempar buah dan kue tersebut ke arah para tamu. Nia tampak senang, sedangkan Ardie malah melempar buah jeruk bak melakukan lemparan three point bola basket.