Arkarna, Wolfmother, Stereofonic, The Vines, dan masih banyak lagi band dari luar negeri memenuhi dahaga pencinta rock. The Smashing Pumpkin, kendati sukses membius penonton, membuat kecewa penggemar karena meninggalkan panggung tanpa pamit.
Band-band rock dalam negeri seperti Rif/, Slank, Andra & The Backbone, Netral, dan band-band indie seperti Seringai, Burgerkill, dan Superman Is Dead ikut ambil bagian. Tak heran kalau sampai hari terakhir, Pantai Carnaval masih padat penonton. Parade kaus hitam yang berseliweran ibarat isyarat bahwa pencinta rock tengah merayakan pesta, Java Rockin’land.
Hujan sepertinya tidak berhasil membuat mereka gentar. Penonton yang mayoritas kaum muda, justru terlihat semakin bersiap. Mereka datang dengan kostum simple, seperti celana pendek dan sandal jepit, demi mengantisipasi kemungkinan turun hujan.
Beruntung, cuaca pada pesta hari ketiga lumayan cerah. Seolah memberi kesempatan bagi pencinta rock untuk menuntaskan pesta malam itu.
Di antara sekian banyak nama band yang tampil di panggung Java Rockin’land terdapat Bangkutaman. Yup, kiprah band indie beraliran psychedelic folk rock asal Yogyakarta ini memang mulai menarik perhatian pencinta musik Tanah Air.
Mereka bermain di panggung Demajors Propaganda, Minggu (10/10). Pada hari pertama dan kedua, panggung ini ”dihidupkan” oleh Endah N Rheza, Everybody Love Irene, Matter Halo, dan Suri.
Sayang memang, Bangkutaman, band yang digawangi Wahyu ”Acum” Nugroho (vokal dan bas), J Irwin (penyanyi latar dan gitar), serta Dedyk Eryanto (drum) ini hanya tampil di panggung ”minor”, yang berjarak sekitar 3-5 meter dari bibir pantai.
Untuk menemukan panggung Demajors bukan perkara mudah karena petunjuk yang ada sangat minim dan penerangannya pun relatif seadanya. Tanpa usaha keras mencari, mustahil penonton bisa menyaksikan penampilan Bangkutaman.