Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerbitkan Buku Karya Sendiri

Kompas.com - 02/11/2010, 03:19 WIB

Andrei menerbitkan bukunya secara indie karena menginginkan kebebasan dalam menulis.

”Kita tidak perlu berkompromi dengan editor penerbitan besar, misalnya untuk pemotongan kalimat, atau bisa terjadi perubahan ide yang cenderung mengubah esensi cerita. Perubahan seperti itu biasanya dilakukan editor untuk kepentingan pasar, juga visi dan misi penerbitan mereka,” katanya.

Hal lain yang mendasari Andrei adalah keinginannya memiliki penerbitan buku sendiri. Ini saking cintanya dia pada dunia tulis-menulis.

Naskah Hartono Rakiman sudah ditulis sejak lama dalam buku hariannya. Sekian tahun kemudian, saat dunia memasuki era web 2.0, ia menulis ulang catatan harian itu pada blog dan mendapat sambutan hangat dari pembaca. Ia pun berminat membukukannya.

”Pada awalnya saya mengalami godaan untuk menyerahkan tulisan itu kepada penerbit besar. Jika diterima dan diterbitkan, sudah terbayang nama besar yang akan saya terima. Label itu penting. Ketika sebuah label besar menempel, otomatis nama saya ikut terangkat. Tapi niat itu surut saat saya tahu bahwa royalti bagi penulis buku sangat kecil,” ucap Hartono.

Kebetulan ia punya banyak teman yang tergabung dalam komunitas Rumah Baca dan komunitas Ikat Makna. Mereka mendukung dia untuk menerbitkan sendiri bukunya. Ia juga mendapat bantuan untuk tata letak naskah, desain sampul, editing buku, sampai mencari percetakan yang murah. Maka lahirlah buku karyanya.

Nancy Margaretha punya cerita lain. Sebelum naskah selesai ditulis, ia sudah ditawari penerbit untuk menerbitkan bukunya.

”Saya punya alasan yang cukup egois untuk menerbitkan buku sendiri. Selama ini saya membagikan tulisan secara cuma-cuma untuk publik. Ketika ada ide untuk mengomersialkannya, justru pada saat itu perang idealisme terjadi. Saya jadi tahu kalau ternyata tulisan saya ’dikonsumsi’ bukan karena diberikan secara gratis, tetapi memang dibutuhkan,” ucapnya.

Dengan menerbitkan karya sendiri, membuat publik makin kenal dirinya secara utuh. Penerbitan indie menjadi alternatif karena ada hal baru dan tidak biasa yang bisa mereka nikmati.

Hal yang menarik, Nancy mengaku belajar amat banyak. ”Karena memulai sesuatu dari nol, saya belajar desain, tata letak buku sampai tata cetak, supaya saya puas ketika buku dilepas ke pasar. Itu pun tak membuat saya puas. Kritik dari pembaca makin membuat saya termotivasi,” katanya.

Ayo, segera terbitkan buku karya kita sendiri! (DOE/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com