Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miyabi, Gayus, dan Film Nasional

Kompas.com - 03/12/2010, 17:27 WIB

Lain lagi dengan Agung Iriawan (30), seorang wirausaha. Dia mengkritik kualitas akting Miyabi dalam film nasional yang dibintanginya itu.  

"Dalam film Menculik Miyabi, akting Miyabi masih terlihat kaku," ujar Iriawan.

Pendapat Andrey, Ayu, dan Ivan disanggah oleh sejumlah kaum muda lain yang memiliki perbedaan pandangan dan penilaian.

Bofan Muhammad (20), mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Orizon Astonia (19) yang mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mengemukakan pandangan sebaliknya dengan Andrey dkk. Mereka berdua termasuk kelompok yang menentang Miyabi dan bintang-bintang porno lainnya untuk turut membintangi sejumlah film di Tanah Air.

"Walaupun negara demokrasi, budaya ketimuran masih melekat di Indonesia," kata Bofan.

Sementara itu, Orizon menyatakan bahwa kemunculan Miyabi yang catatan kekuatan seni perannya meragukan—kecuali untuk film-film porno yang dibintanginya dan tak ada kaitanya dengan seni—akan mengesankan bahwa tidak ada artis Indonesia yang pantas dan bertalenta untuk membintangi sebuah film.

"Meskipun Miyabi tidak main film panas di Indonesia, tapi ikon atau simbol yang melekat pada Miyabi adalah bintang porno," kata Orizon.

Partai politik

Orizon mengkritik metode kasar segelintir sineas dan produser film Tanah Air yang memanfaatkan dengan vulgar popularitas bintang film porno dan label porno untuk menarik masyarakat menonton film-film mereka.

Rumah Produksi Maxima Pictures, sebut Orizon, menggunakan Miyabi karena bintang panas itu sudah dikenal luas kalangan muda yang memang cenderung familiar dengan video-video porno yang bebas didapatkan di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com