Elfa Secioria dalam Kenangan

Jejak jazz Elfa semakin kuat sekitar 15 tahun kemudian. Awal tahun 1980-an, penonton televisi (baca TVRI) mengenal tontonan musik bermutu dari orkes Chandrakirana dan Orkes Telerama yang melibatkan Elfa sebagai penggarap musik. Bersama Elfa’s Big Band dan Elfa’s Singers, Elfa menyuguhkan nomor-nomor jazz yang enak dinikmati, bahkan oleh mereka yang belum mengenal jazz.

Jejak jazz itu memberi kontribusi tersendiri pada musik pop Indonesia, terutama lewat artis-artis yang bekerja sama dengan Elfa, seperti Harvey Malaihollo sampai Andien, dan tentu saja Elfa’s Singers, kelompok vokal yang dibentuk Elfa pada 8 Agustus 1978. Pemusik jazz Idang Rasjidi menyatakan rasa hormatnya pada kontribusi Elfa untuk jazz. ”Bahkan, kalau bikin musik pop, nilai jazznya tidak lepas dari Elfa,” kata Idang.

Guru

Banyak orang merasa telah belajar begitu banyak dari Elfa. Bagi Yana Julio, Elfa adalah sosok guru yang penyabar. Sebagai seseorang yang punya nama besar di dunia musik Indonesia, Elfa mendidik anak-anak didiknya tidak dengan cara yang keras.

”Dia mendidik kami dengan soft power, tidak pernah marah. Kalau kami melakukan kesalahan saat berlatih, dia akan menegur sambil bercanda sehingga tidak ada yang merasa sakit hati,” kata Yana.

Kesan Elfa yang rendah hati bahkan sudah dikenal Yana sejak dia pertama kali bertemu Elfa tahun 1986. Yana bertemu Elfa karena dikenalkan Agus Wisman, yang sudah terlebih dulu bergabung di Elfa’s Singers.

Pengalaman serupa dirasakan Hedi Yunus, penyanyi asal Bandung dalam kelompok Kahitna. Hedi adalah salah seorang murid Elfa di Bandung tahun 1986. ”Saya mengenal iklim bermusik yang baik itu dari Abang (Elfa),” kata Hedi. (IYA/XAR)