Saya juga tidak menemukan klimaks dalam film ini. Akhirnya saja sudah bisa ditebak ketika film berjalan sekitar 30 menit pertama. Dengan berat hati saya mengatakan jika film ini masih belum berhasil menyentuh saya yang memang senang dengan cerita anak jalanan.
Banyak adengan yang menurut saya juga tidak realistis. Walaupun ini hanya film, tapi mungkinkah seorang anak yang ditabrak mobil harus amnesia tanpa ada bekas luka di kepalanya. Tanpa ada darah dan tanpa ada cacat ataupun tergores. Impossible menurut saya.
Tapi untunglah, dari kejenuhan saya menyaksikan gelaran perdana film ini di XXI Cineplex Mall Ratu Indah Makassar, soundtrack filmnya membuat saya terhibur. Lagu-lagu dan musik yang dihadirkan sedikit membangun suasana.
Walau demikian, saya apresiasi Mathias yang sudah berusaha membuat film ini selama setahun penuh. Walau belum sanggup membuat saya menyandingkan film ini dengan film Turtles Can Fly yang juga bercerita tentang anak-anak di Irak.
Saya hanya mendoakan semoga film-film Indonesia ke depannya bisa lebih kreatif dan menyuguhkan tontonan yang mendidik dan menghibur. Satu lagi, film ini sedikit besarnya punya unsur pendidikan yang menghibur.
Ini hanya penilaian saya… (Kompasiana/Rahmat Hardiansya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.