Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bagaikan Permata Buram

Kompas.com - 08/03/2011, 09:37 WIB
Apa masalah terbesar yang dihadapi bangsa ini? (Alfonsus Delly Johannes, Jogja)

Kemiskinan masih menjadi penghalang kemajuan. Kemiskinan menjauhkan masyarakat dari pendidikan dan kesehatan yang layak. Kemiskinan dan kurangnya pendidikan adalah satu faktor maraknya aksi kekerasan, berbau SARA maupun tidak.
Belum lagi budaya korupsi yang menambah lambat laju bangsa ini menuju sejahtera. Solusinya cuma satu, pemerintah dan rakyat harus belajar mengutamakan kepentingan negara dan—ini yang paling susah—meminggirkan terlebih dahulu kepentingan golongannya.

Biasanya SID dapat inspirasi dari mana kalau ciptain lagu? (Elsa Suryacitra, xxxx@ymail.com)

Dari semesta dan berbagai peristiwa besar dan kecil, baik yang terlihat maupun tidak, yang terjadi di dalamnya.

Menurut kalian, arti kebebasan itu apa? (Refly Fadly, xxx@gmail.com)

Kebebasan yang ideal bagi kami adalah kebebasan yang bertanggung jawab dan tidak menginjak hak hidup manusia lain.

Siapakah orang yang ingin kalian ajak makan malam, entah dia hidup atau mati. Akan menyajikan apakah? Apa yang kalian pikirkan tentang Indonesia? (Anugrah TR, xx@gmail.com)

Sudah pasti almarhum Gus Dur. Kami akan sajikan beliau masakan khas Bali karena kami yakin beliau pasti menyukai masakan cutting-edge, ha-ha.

Analoginya: Indonesia itu bagaikan permata buram yang belum digosok karena si pemilik permata masih belum memiliki alat yang tepat untuk menggosok dan menjadikannya berkilau. Untuk sementara, permata itu digosok memakai alat "pinjaman" yang berlumur darah dan sarat kepentingan golongan.

Kenapa semakin lama, lagu-lagu SID mulai ”mengikuti arus”? Apa idealisme punk rock ala SID sudah mulai luntur? ”Lady Rose”, ”Saint of My Life” apa itu punk rock? (Rizki Hamdani, @myself.com)

Yup, anda mesti lebih banyak lagi belajar literatur-literatur punk rock. Band punk rock itu bukan cuma Sex Pistols, The Exploited, dan semacamnya. Punk rock bukan tentang kulit luar dan makian. Perluas wawasan, baru deh kita bicara esensi.

Kenapa SID selalu menyuarakan lagu-lagu perdamaian? (Robi Outsiders, Cipanas)

Di Indonesia, menyuarakan perdamaian secara frontal itu butuh nyali karena masih ada banyak kekuatan yang sengaja menebar kebencian dan perang demi kepentingan kelompoknya. Kami memilih tema-tema seperti itu karena melihat perdamaian dan kemerdekaan sesungguhnya belum terwujud di negara ini. Rakyat hidup dalam ketakutan.

Apakah seorang punk boleh berbicara tentang politik? (Niluh Komang Intan, xxxx@yahoo.com)

Siapa saja boleh berbicara politik. Tapi, semua juga ada ruang dan waktunya. Kalau dari sudut pandang SID, politik di Indonesia sama seperti negara-negara berkembang lainnya, masih belum satu suara. Terlihat dari kepentingan kelompok yang lebih dominan ketimbang kepentingan bangsa.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau