KOMPAS.com - Tatang (35) dan istrinya Cayi (25) adalah segelintir mantan TKI yang bisa mengelola uangnya untuk modal usaha. Kini, mereka menjadi ”konglomerat” kecil di desanya.
”Beginilah tempat usaha saya,” ujar Tatang di depan tokonya di Desa Serang Wetan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (28/7). Toko tersebut disesaki berkarung-karung pupuk subsidi, berdus-dus minuman kemasan, dan ratusan tabung gas berukuran 3 kilogram.
Usaha mantan TKI di Korea Selatan itu mulai menggurita. Setelah sukses jualan pupuk, dia merambah ke bisnis gas, bisnis kupon pulsa dan kupon listrik prabayar, kredit barang elektronik, sampai jual-beli sepeda motor bekas. Belakangan, dia dan istri membuka bisnis pengiriman uang.
Para tetangga kini tak usah jauh-jauh ke ATM di kecamatan untuk mengambil uang kiriman keluarga di luar negeri. Datang saja ke warung milik Tatang, masukkan kode PIN di mesin penggesek kartu, uang pun diserahkan. ”Istilah orang sini uang keluar sendiri dari mesin gesek,” kata Cayi yang pernah bekerja di Arab Saudi.
Dari usahanya ini, Tatang dan istri bisa memutar modal Rp 500 juta. Omzet usaha setiap hari Rp 10 juta.....
Selengkapnya, baca Harian Kompas, 31 Juli 2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.